PURWAKARTA

Tempat wisata Belum Bisa Beroperasi

DIBERSIHKAN : Kolam renang di salah satu tempat wisata yang ada di Purwakarta tengah dibersihkan. Sudah beberapa pekan, tempat wisata tersebut tidak dibuka.

PURWAKARTA, RAKA – Selama masa pandemi Covid-19, banyak orang akhirnya harus bekerja maupun belajar di rumah untuk mencegah penularan virus corona. Penerapan gerakan physical distancing itu pun terkadang membuat orang-orang merasa jenuh hingga mencari alternatif kegiatan yang menyenangkan.

Salah satu pilihan kegiatan yang mungkin sempat terlintas dalam pikiran untuk menyegarkan raga dan pikiran, yakni Berwisata. Menurut Kepala Bidang Pariwisata Disporaparbud Kabupaten Purwakarta, Irfan Suryana, ada kemungkinan aktivitas industri wisata di Kabupaten Purwakarta kembali dibuka saat pemberlakuan new normal, tapi dengan tetap menempuh penerapan protokol kesehatan di objek wisata tersebut.

Dirinya mengaku, sudah memberi surat edaran yang ditanda tangani Sekertaris Daerah Purwakarta, tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Penyebaran Virus Corona (Covid-19), di Sektor Jasa Usaha Pariwisata. “Seperti yang tercantum dalam Surat Edaran, seluruh destinasi wisata yang ada di wilayah Purwakarta, diharapkan tidak menerima tamu pengunjung untuk sementara sampai berakhirnya PSBB tingkat Provinsi Jawa Barat yaitu pada tanggal 12 Juni 2020,” ungkap Irfan, Minggu (7/6).

Saat ditanya soal pembukaan tempat objek wisata air, Irfan mengaku, pihaknya masih menunggu kajian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta. “Untuk objek wisata air ini kami masih memerlukan kajian mendalam dari sisi medis sebelum dibuka. Physical distersing di kolam renang itu agak sulit. Terus juga jika ternyata ada OTG di kolam renang, virusnya apakah akan hilang oleh air kolam atau bagaimana, itu kan butuh kajian dari ahli medis dulu dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta,” paparnya.

Jika telah ada kajian secara medis dan memperbolehkan untuk dibuka, maka pihaknya akan mengeluarkan pengumuman terkait hal tersebut. “Iya diakui atau tidak akan berdampak, tapi ini untuk kebaikan dan kesehatan bersama. Kami tidak ingin justru objek wisata menjadi klaster baru Covid-19,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button