GERBANG SEKOLAH

Istilah New Normal Menurut Guru Agama

Jeje Zenal Arifin

KLARI, RAKA – Di tengah pandemi corona ini, pemerintah sedang mempersiapkan new normal atau normal baru kehidupan masyarakat setelah pandemi corona berakhir. Namun, new normal juga punya tujuan lain di mata guru agama SMAN 2 Klari Jeje Zenal Arifin.

Setelah pemerintah memutuskan diadakannya normal baru, kata Jeje, menjadi polemik di semua kalangan, beberapa diantaranya menyatakan setuju ada pula yang tidak. “Karena melihat masih tingginya korban Covid-19 di negeri ini, mungkin peran pemerintah tidak hanya mengurusi kesehatan warga masyarakat namun juga bagaimana keseimbangan ekonomi di negeri ini,” ucapnya kepada Radar Karawang, Senin (15/6).

Ia menambahkan, pada kondisi Covid-19, istilah normal baru bagi umat muslim bisa dikatakan hal yang biasa, bisa juga dikatakan hal yang tidak biasa. Apalagi new normal diterapkan pasca lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. “Jadi kalau kita hubungkan istilah normal baru dengan suasana lebaran kali ini yaitu umat muslim sedang melaksanakan normal baru. Karena setelah umat muslim berpuasa selama satu bulan penuh, tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan suami istri, tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa dan selalu memperbanyak amal ibadah seperti taraweh, tadarus, qiyamul lail, khususnya zakat fitrah atau pun infak sodaqoh,” tambahnya.

Maka setelah berakhirnya bulan suci Ramadhan setiap orang khususnya umat muslim melaksanakan normal baru, yakni suasana baru namun masih dalam keadaan normal karena setiap orang harus mampu menunaikan amalan-amalan ibadah yang sudah dilaksanakan pada bulan Ramadhan. “Misalnya masih istiqomah tadarus, qiyamul lail, infeksi sedekah dan yang terpenting menjauhi hal-hal yang dilarang oleh hukum agama dengan tujuan meraihnya derajat ketakwaan dalam diri kita setelah kita di gembleng selama satu bulan penuh. Berikutnya, bagi umat muslim normal baru itu adalah hal belum terbiasa. terbiasa di sini apakah umat muslim masih bisa menjaga amalan-amalan yang telah dilaksanakan selama bulan puasa atau tidak. Intinya dalam normal baru kita dibiasakan menjaga kedisiplinan dalam menjaga dan melaksanakan hal-hal yang baik,” pungkasnya. (mal)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button