HEADLINEKARAWANG

Banyak Pedagang Abaikan Masker

LENGANG: Situasi Pasar Cikampek terlihat lengang, kemarin.

KARAWANG, RAKA – Alasan diperpanjangnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 26 Juni mendatang adalah mobilitas masyarakat Karawang yang dinilai tinggi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pasar sebagai tempat dengan potensi kerumunan yang tinggi selalu menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Karawang, sejak diberlakukannya PSBB pertama kali 6 Mei lalu.

Pantauan Radar Karawang di Pasar Baru Karawang, Senin (15/6), situasi pasar tersebut relatif sepi pengunjung. Namun Danru 1 Keamanan Pasar Baru Karawang Nurhasan mengatakan, situasi pasar di masa perpanjangan PSBB kali ini lebih ramai ketimbang masa PSBB sebelumnya, terutama saat bulan puasa lalu. “Tapi kalau dibanding hari biasa sebelum corona mah ya ini lebih sepi,” terangnya.

Dari penuturannya, pengunjung Pasar Baru Karawang cukup disiplin untuk mengikuti protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker. Namun hal sebaliknya terjadi pada para pedagang, mereka kerap mengabaikan imbauan ini meskipun telah sering diingatkan oleh Gugus Tugas Karawang. “Minta masker, kita bagiin, tapi tetap saja tidak dipakai,” tuturnya.

Sementara itu di Pasar Johar siang itu juga nampak sepi dari pengunjung. Danru 1 Keamanan Pasar Johar Deri AM mengatakan, penurunan jumlah pengunjung pasar tersebut sudah terasa sejak bulan puasa lalu. Jumlah pengunjung pada bulan Ramadan biasanya mencapai 100 persen, namum pada Ramadan kali ini hanya 80 persen. Adapun pada masa perpanjangan PSBB kali ini jumlah pengunjung hanya sekitar 30 persen.

Mengenai protokol kesehatan beberapa upaya telah dilakukan oleh pihak keamanan Pasar Johar. Sejak muka pasar, para pengunjung diingatkan untuk mengenakan masker. Jika tidak membawa masker dengan tegas petugas keamanan akan meminta pengenjung tersebut pulang, atau terlebih dulu membeli masker. Sarana cuci tangan juga nampak tersedia baik di bagian depan pasar mupun di depan setiap gang pertokoan. “Kalau kerumunan di lapak memang sulit untuk dihindari, karena di pasar kan memang pedagang kontak langsung dengan pembeli, jadi kita imbau setelah berbelanja supaya cuci tangan lagi,” pungkasnya.
Sedangkan di Pasar Rengasdengklok, para pedagang mengaku penghasilannya belum stabil.

Omah (54) warga Jatipeureh Desa Amanasari, pedagang sayuran mengatakan sejak ramai wabah corona terjadi penurunan omzet.
“Semenjak ada corona saja udah mulai sepi, belanja juga udah mulai dikurangin,” jelasnya.

Meski wabah virus corona sudah terjadi kurang lebih tiga bulan ini, kata Omah, pendapatan sehari-hari belum normal, bahkan saat bulan puasa menjelang lebaran pun tidak seramai tahun sebelumnya.
“Harusnya bulan syawal itu banyak yang hajatan, otomatis beli bahan masakan. Tapi sekarang sepi,” katanya.

Omah menilai saat ini sudah terlihat banyak masyarakat yang mulai beraktivitas seperti biasa walaupun belum normal sepenuhnya, tapi dirinya merasakan omzet berjualan masih belum stabil seperti sebelum ada virus corona.

Hal serupa dikatakan Agus (28) warga Warudoyong, Desa Rengasdengklok Selatan, pedagang kelapa. Selama PSBB, para pembeli tidak seperti sebelumnya. Kecuali sebelum Idul Fitri, masih banyak pengunjung yang datang meski situasi di tengah pandemi.
“Kalau sekarang udah mulai ramai walaupun belum normal seperti biasanya,” katanya.

Eha (36) warga Kertasari, pengunjung pasar mengatakan, dirinya tidak setiap hari mengunjungi pasar tradisional yang tak jauh dari rumahnya itu, kecuali ada kebutuhan untuk membuat makanan untuk acara atau membeli pakaian. Kemudian kata dia, berbelanja di tengah pandemi corona ini terpaksa memakai masker, karena khawatir dengan virus corona.
“Dulu lebih takut, sekarang udah gak kayak dulu lagi, cuma kalau kemana-mana masih bawa masker,” pungkasnya.
Di Pasar Cikampek juga terlihat sepi, namun masih ada pengunjung dan masyarakat tidak menggunakan masker.

Warsih (43) Warga Desa Sarimulya mengatakan, saat berkunjung ke pasar untuk membeli kebutuhan pokok, kondisi pasar terlihat sepi. Apalagi sebelum mewabahnya virus corona. “Tidak macet dan tidak berkerumun dengan pengunjung lainnya. Sekarang mah agak sepi, masih ada virus corona,” ujarnya.

Baginya, perpanjang PSBB di Karawang masih sama saja dengan sebelumnya. Meski kondisi Pasar Cikampek terlihat sepi, namum masih ada pengunjung dan masyarakat yang bebas berkeliaran tanpa menggunakan masker. “Saya mah pakai masker setiap keluar rumah juga. Yang lainnya masih banyak yang tidak menggunakan masker,” ungkapnya.

Sutini (45) warga Desa Pucung mengaku, meski sudah ada perpanjangan PSBB atau tidak tetap saja. Masih banyak masyarakat yang mengacuhkan anjuran pemerintah dan tidak melaksanakan protokol kesehatan. “Soalnya, saya juga tidak terbiasa pakai masker, karena diharuskan menggunakan masker, ya mau gak mau harus pakai masker,” akunya.

Dadang, salah satu pedagang Pasar Cikampek mengatakan, perpanjangan PSBB dengan sebelumnya sangat berbeda. Sebab, sekarang kondisi pasar terlihat sepi pengunjung, berbeda pada saat PSBB di bulan Ramadan. “Karena efek corona, pengunjung jadi sepi,” pungkasnya. (din/mra/acu)

Related Articles

Back to top button