Petani Berburu Tikus
BASMI HAMA: Petani kompak memburu tikus sebelum tanam padi dimulai.
LEMAHABANG, RAKA- Jelang tanam padi di mulai, para petani di Desa Karangtanjung, Kecamatan Lemahabang memulai aktivitasnya dengan gerakan membasmi hama tikus. Di dampingi penyuluh pertanian, para petani diarahkan untuk memberantas pengganggu tanaman padi terlebih dahulu sebelum masa tanam. “Bersama para petani dan Pemdes Karangtanjung, sebelum masa tanam dan lainnya, kita awali dengan membasmi hama tikus di atas lahan sawah yang luasnya 37 hektare,” kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Lemahabang Suhada.
Salah satu petani Patma mengatakan, terdapat beberapa pesawahan di Kecamatan Lemahabang yang sering menjadi sasaran hama tikus. “Biasanya hama tikus suka menyerang saat padi mulai tumbuh, meskulipun gak banyak, mending kita basmi dari sekarang,” ujarnya.
Menurutnya, hama tikus ini salah satu hama yang bandel, terlebih mudah untuk berkembang biak. Jika tidak diantisipasi dari awal, khawatir gerombolan hewan pengerat ini malah merusak tanaman padinya. Upaya pembasmian ini untuk mengurangi keberadaan hama tikus, selain dengan memburunya langsung, masih ada cara lain untuk membasmi tikus. Yaitu dengan menggunakan hewan lain sesuai mata rantai makanannya, namun cukup sulit ditemukan dan kadang berbahaya bagi manusia sendiri. “Ular atau burung hantu misalnya, itu kan makanain tikus,” katanya.
Tak hanya soal hama tikus, petani masih mengeluhkan harga gabah yang belum sesuai harapan. Petani Cilamaya Wetan lainnya Soeharto mengatakan, di satu sisi, pemerintah mendorong para petani untuk mencapai target produksi, namun tidak diimbangi dengan kesejahteraan para petani. Pasalnya, masih banyak petani mengeluhkan tingginya harga kebutuhan tanam. “Petani ditekan untuk terus menaikkan target produksinya, di sisi lain bantuannya dan dukungannya terhadap petani dinilai masih minim. Buktinya pemerintah belum bisa menjadi solusi bagi para petani saat harga gabah anjlok,” paparnya.
Adapun mekanisasi alat mesin pertanian (Alsintan) dan bantuannya lainnya masih menguntungkan pihak lain dan belum menyentuh kepada petani. Bahkan, alsintan yang sediakan juga tidak sesuai dengan harapan bagi pertanian di Karawang. Baik traktor, combine, transplenter dan lainnya. “Dengan adanya bantuan untuk petani, siapa yang diuntungkan. Apakah betul menyentuh petani langsung atau tidak. Kadang petani juga harus nyawa untuk bisa pakai alatnya,” keluhnya. (rok)