Ekstra Sabar, Sering jadi Sasaran Kekesalan Warga
AKTIVITAS: Uham dengan seragam siap berangkat ke kantor desa.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Menjabat sebagai Rukun Tetangga (RT) bukan hal yang mudah, melainkan perlu mental keberanian dan kesabaran. Uham (53), ketua RT 10 Dusun Bakanbuah, Desa Kalangsurya mengaku tak sedikit Ketua RT yang disalahkan dan dihujat ketika banyak warga tak mendapat bantuan seperti saat ini di tengah pandemi corona. “Kalau RT harus kuat mental, soalnya ada saja pengaduan dari masyarakat misalnya kendala seperti covid ini pembagian sembako yang tidak kebagian atau belum mendapatkan bantuan,” jelasnya, kepada Radar Karawang, saat bertugas di lapangan, Rabu (24/6).
Lebih dari itu, lanjutnya, ada saja warga yang menyalahkan RT disaat mereka tidak mendapat bantuan dari pemerintah, padahal RT hanya melakukan pendataan saja atau memupul KTP atau KK. Kata Uham, setiap aduan dari masyarakat dirinya selalu disampaikan kepada kepala desa saat rapat minggon. “Yang jadi beban itu ada saja warga yang menganggap RT tidak benar, itu anggapan (masyarakat),” ujarnya.
Menurut Uham, selain aduan setiap hari yang keluar masyarakat, menjadi RT juga harus berani dari segala hal seperti makhluk halus atau pencuri, karena setiap malam sudah menjadi kewajiban RT untuk keliling kampung demi keamanan dan kenyamanan warga. “Ada kemungkinan separti ada maling (pencuri), ada yang ribut di kalangan masyarakat pemuda jadi kita ikut mendamaikan,” katanya.
Uham mengaku sudah 15 tahun bekerja di desa, sebelumnya dia sempat menjadi upas. Jika menjadi upas, lanjutnya, hanya fokus di lingkungan kantor desa tidak terjun langsung berhadapan dengan masyarakat. “Kalau jadi RT itu dihadapan masyarakat (kaya) jelek terus tidak ada bagusnya soalnya udah dialami,” tuturnya.
Uham menambahkan, menjadi RT itu harus kuat mental karena kalau tidak kuat dan tidak sabar secara otomatis akan gagal, sebab RT ini langsung berhadapan dengan masyarakat dan juga keluyuran setiap malam. (mra)