HEADLINEKarawang

Dana Rutilahu Dipangkas Rp10,5 Miliar

KARAWANG, RAKA – Virus corona tidak hanya menghantam kesehatan, perekonomian dan pendidikan, tapi juga membuat warga miskin yang memiliki rumah tidak layak huni gigit jari. Pasalnya, sebanyak 270 unit pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu) dikurangi untuk penanganan virus corona di Kabupaten Karawang. Melihat itu, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Kabupaten Karawang meminta anggaran untuk membangun rumah masyarakat tidak mampu ini dikembalikan.

Kepala Bidang Perumahan Dinas PRKP Kabupaten Karawang Baehaki menuturkan, setelah refocusing anggaran untuk penanggulangan covid 19 di Karawang, anggaran untuk rutilahu dikurangi sebanyak 270 unit. Namun karena rutilahu merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bupati dan wakil bupati Karawang, anggaran tersebut rencananya akan dikembalikan. Pembangunan rutilahu tahun 2020 tetap seperti target awal. “Di PRKP sudah rapat dengan pimpinan. Mudah-mudahan untuk rutilahu bisa dikembalikan,” katanya kepada Radar Karawang.

Dikatakan Baehaki, pada tahun anggaran 2020, ini seharusnya ia membangun rutilahu sebanyak 1.251 unit. Namun karena adanya pandemi covid 19, semua anggaran terpangkas termasuk anggaran untuk pembangunan rutilahu. “Ini termasuk dengan pokir dewan. Pokir kurang lebih sebanyak 500 unit,” katanya.

Ia juga mengatakan, nominal anggaran untuk rutilahu pada tahun 2020 sebanyak Rp52 miliar. Pada saat refocusing kemarin dikurangi sebesar Rp10,5 miliar. “Sehingga anggaran hanya tersisa Rp41,5 miliar,” jelasnya.

Diteruskannya, sampai saat ini sebanyak 60 persen sudah dibangun. Jika tahun ini tidak mencapai 1.251 unit rumah yang dibangun. Untuk menyelesaikan RPJMD bupati dan wakil bupati Karawang, kurang lebih pada tahun 2021 nanti harus membangun 1.300 unit rumah. “Karena kalau di RPJMD sampai 2021 ini harus 6.400 unit terbangun,” pungkasnya.

Kayum (65) warga Dusun Cicau RT 07 RW 02, Desa Srijaya, Kecamatan Tirtajaya, adalah salah satu warga miskin yang nyaris tertimbun saat rumahnya ambruk, beberapa bulan lalu. Beruntung, saat itu Kayum yang sedang tertidur, tiba-tiba bangun sesaat sebelum rumah tersebut ambruk. Dia berhasil selamat dari reruntuhan karena berlindung di balik lemari. “Ketika itu dia sedang tidur sendirian, tiba-tiba rumahnya roboh dan selamat tidak terkena reruntuhan, karena berlindung di balik lemari,” ungkap Ikhwan Lubis, petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan Tirtajaya.

Ia melanjutkan, sebelumnya rumah Koyum sudah dalam kondisi tidak layak huni, ditambah hujan yang berkepanjangan sehingga roboh secara mendadak. Beruntung dari kejadian tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka. Menurutnya kerugian materil akibat rumah roboh tersebut kisaran Rp50 juta. “Korban membutuhkan bantuan seperti makanan, peralatan dapur dan logistik lainnya,” katanya. (nce)

Related Articles

Back to top button