HEADLINEKARAWANG

Sejak AKB 14 Orang Positif Corona

SISIR CORONA: Petugas kesehatan melakukan tes swab masal di Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru baru-baru ini.

Belum Ada Rencana PSBB Lagi

KARAWANG, RAKA – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah diganti menjadi adaptasi kebiasaan baru (AKB), namun kasus positif malah meningkat. Sejak diberlakukan AKB 27 Juni 2020 lalu, total sudah ada 14 orang positif.

Kasus terkonfirmasi positif corona di Karawang terus meningkat seiring diterapkannya AKB. Terbaru, terjadi penambahan kasus 4 orang pasien positif corona pada Kamis (9/7) kemarin, total sudah ada 48 orang positif corona. Meski demikian, Pemkab Karawang belum ada rencana untuk memberlakukan kembali PSBB. “Kalau PSBB itu adalah PSBB provinsi, kalau kami mengikuti dari provinsi, saat ini kita sudah masuk fase AKB sesuai dari Kementerian Kesehatan dan juga pemerintahan provinsi, kami mengikuti regulasi yang ada,” jawab juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, dr. Fitra Hergyana saat ditanya perihal kemungkinan diterapkannya kemabali PSBB, Kamis (9/7).

Penuturan Fitra, PSBB merupakan latihan bagi masyarakat untuk membiasakan protokol kesehatan. Adapun saat AKB saat ini esensinya tak jauh berbeda dengan PSBB, di mana masyarakat mestinya tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan selama PSBB. “Untuk mengubah perilaku, jadi kitanya sama esensinya dalam PSBB, tapi kita bagaimana krisis kesehatan ini menjadi krisis ekonomi dan sosial, sehingga kita terapkan adaptasi kebiasaan baru,” terangnya lagi.

Sebelumnya, anggota Fraksi Gerindra DPRD Jawa Barat Ihsanudin, M.Si meminta Pemda Karawang dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang melakukan evaluasi pelaksanaan AKB di Kabupaten Karawang. “Saya melihat grafik pasien Covid-19 mengalami kenaikan. Ini mesti dilakukan evaluasi jangan sampai pasien positif terus mengalami penambahan,” katanya.

Tim Gugus Tugas, lanjutnya, harus melakukan pengawasan secara ketat dalam pelaksanaan AKB. Setelah AKB diberlakukan maka potensi kerumunan massa semakin besar, karena berbagai tempat yang tadinya ditutup kembali dibuka, seperti pusat perbelanjaan modern, pastikan semuanya menerapkan protokol kesehatan. “Jangan sampai mall dibuka justru nanti menimbulkan cluster baru. Jadi harus diawasi dengan ketat,” papar anggota Pansus V ini. (din/asy)

Related Articles

Back to top button