Sekolah Siap Laksanakan New Normal

RENGASDENGKLOK, RAKA – Pembelajaran tatap muka dinilai lebih efektif dibandingkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), meski demikian pembelajaran daring di tengah pandemi lebih penting karena untuk kesehatan dan keselamatan siswa maupun tenaga pendidik.
Didi Solahudin, kepala SMPN 2 Rengasdengklok mengatakan, jika situasi dan kondisi aman dari Covid-19, pihaknya lebih memilih untuk belajar tatap muka, pasalnya tidak mengandung risiko dan kesulitan antara guru dan orang tua siswa. “Cuma kalau melihat kondisi Covid-19 yang membahayakan bagi siswa, tidak ada yang bisa diperbuat selain melaksanakan PJJ,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Selasa (28/7).
Menurut Ayah Didi, sapaan akrab Didi Solahuddin, ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran melalui daring ini terutama di wilayah Rengasdengklok, diantaranya banyak siswa yang tidak memiliki smartphone karena ekonomi orang tuanya menengah ke bawah, kemudian jaringan internet tidak normal. Dengan demikian di SMPN 2 Rengasdengklok tidak hanya melaksanakan KBM dengan sistem daring, melainkan juga dengan luring (luar jaringan). “Jadi anak datang ke sekolah mengambil tugas, buku paket mengambil bahan untuk dipelajari di rumah (selama) satu Minggu sekali,” ujarnya.
Pria yang juga Ketua Komisariat Rengasdengklok ini melanjutkan, kalaupun ada instruksi pembelajaran tatap muka untuk wilayah zona hijau, pihaknya mengaku semua sekolah harus siap menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan tempat cuci tangan, thermogun atau alat pengukur suhu, hand sanitizer dan memakai masker, hal tersebut juga sudah disampaikan oleh Kabid Pendidikan SMP Kabupaten Karawang terkait persiapan pembelajaran tatap muka di situasi new normal. “Karena sudah disosialisasikan oleh Dinas Pendidikan (Kabid SMP Karawang) untuk mempersiapkan situasi new normal, sepertinya semua sekolah di Kabupaten Karawang juga sudah siap melaksanakan new normal,” pungkasnya. (mra)