Empat Desain Pembelajaran saat Pandemi

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Pembelajaran daring bagi siswa sekolah dasar dikeluhkan orang tua siswa. Keluhan tersebut terlontar dalam rapat minggon Kecamatan Telukjambe Timur di aula Desa Pinayungan, Selasa (28/7). Selain sulit membagi waktu kerja dan membimbing sang anak belajar, pembelajaran daring pun dirasa membuat anak-anak jenuh.
Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan (Korwilcambidik) Telukjambe Timur Undang Sukarta, memahami keluhan yang dirasakan orang tua. Namun ia menyampaikan, sebetulnya ada empat cara pembelajaran saat pandemi. “Ada empat desain program pembelajaran, pilih salah satu yang efektif,” tuturnya, dalam rapat minggon tersebut.
Undang menjelaskan, desain yang pertama adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. Dalam pembelajaran seperti ini, baik guru maupun siswa membutuhkan gawai serta ketersediaan internet yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar. PJJ daring nampaknya yang paling sering diterapkan sekaligus dikeluhkan para orang tua.
Namun jika PJJ daring tidak memungkinkan karena keterbatasan gawai dan internet, pembelajaran luring dapat menjadi pilihan. Desain pembelajaran seperti ini memberdayakan koordinator kelas (korlas) atau paguyuban orang tua siswa. Prosesnya korlas tersebut datang ke sekolah menerima materi dan tugas dari guru untuk kemudian dibagikan kepada orang tua siswa lainnya. “Misal korlas perwakilan orang tua datang ke sekolah itu boleh, yang tidak boleh itu peserta didik datang ke sekolah,” terangnya.
Adapun dua desain pembelajaran lainnya adalah home visit dan pembelajaran kelompok kecil. Yang dimaksud home visit adalah guru mendatangi rumah siswa secara bergilir untuk menyampaikan materi pembelajaran. Sedangkan pembelajaran kelompok kecil dilakukan di salah satu rumah siswa bersama siswa lainnya dengan jumlah yang dibatasi dan tidak terlalu banyak. “Dengan menerapkan protokol kesehatan, itu (pembelajaran kelomlok kecil) itu dibolehkan,” pungkasnya. (din)