PURWAKARTA

Pemuda Purwakarta Diskusi Soal Keadilan

DISKUSI : Pemuda Purwakarta tengah berdiskusi soal keadilan.

PURWAKARTA, RAKA – Berbicara tentang keadilan tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia hingga akhir zaman. Keadilan akan selalu menjadi pokok pembahasan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, negara bahkan dunia.

Bahkan dalam Pancasila kata Adil disebut dua kali, yakni pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tentu bukan tanpa tujuan, para pendiri bangsa ini menyepakati pencantuman dua kata adil dan pastinya dalam dua makna maupun maksud yang berbeda.

Menarik untuk dibahas, tema keadilan diangkat dalam sebuah seminar terbatas oleh para pemuda di Purwakarta. Dengan mengambil tema umum Keadilan dalam Perspektif Filsafat, beberapa organisasi kepelajaran dan kepemudaan membicarakan keadilan dalam pandangannya masing-masing pada hari Sabtu, (5/9) lalu di Aula Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud).

Muhammad Rihandi dari Forum OSIS dan MPK (FOMPA) memandang bahwa keadilan merupakan kata yang abstrak dan diserap dari bahasa arab. “Keadilan itu bersifat abstrak dan merupakan serapan dari bahasa arab. Kita mesti mendefinisikan secara tepat makna adil itu dalam bahasa Indonesia,” ujar Ketua Umum FOMPA VIII itu.

Sementara Bobby Mahesa narasumber lainnya dari Forum Pelajar Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia (FPSH-HAM) menyoroti keadilan di sekolah. “Kami memandang masih ada ketimpangan di sekolah terkait fasilitas dan layanan pendidikan bagi para peserta didik. Kami berharap penyelenggara pendidikan dapat mengambil kebijakan yang adil bagi seluruh pelajar sehingga kemajuan pendidikan dapat diwujudkan,” kata Bobby.

Sementara itu, Ahmad Arif Arfan dari Perkumpulan Generasi Muda Welas Asih (GMWA) memandang bahwa keadilan, kebenaran dan kebaikan tidak dapat dipisahkan. “Berbicara keadilan, tidak mungkin lepas dari bicara kebenaran dan kebaikan. Namun yang utama adalah keadilan. Karena yang baik belum tentu benar, yang baik juga belum tentu adil,” tegas mantan pengurus HMI Cabang Purwakarta tersebut.

Seminar yang dimoderatori oleh Nadindra Hatmaghani dari FPSH-HAM itu dihadiri oleh puluhan pelajar dan pemuda, Kabid Kepemudaan beserta jajaran staf bidang kepemudaan Disporaparbud.

Hadir sebagai keynote speaker, Ammar Fauzi, PhD, Direktur Indonesia Berfilsafat menyampaikan gagasan tentang pentingnya memahami definisi keadilan secara benar. “Bicara tentang keadilan selalu ada tantangannya. Karena sepanjang manusia hidup, problem keadilan menjadi isu yang utama. Keadilan berhubungan dengan segala urusan antara warga dengan warga maupun warga dengan negara. Keadilan berhubungan dengan urusan pendidikan, kesehatan, olahraga, dan lain sebagainya,” kata Ammar.
“Nabi Muhammad pernah mengatakan bahwa keadilanlah yang menjadikan tegaknya langit dan bumi. Dan, keadilan menjadi syarat mutlak dalam membaca dan menggali Pancasila seutuhnya,” pungkas dosen STFI Sadra Jakarta itu. (gan)

Related Articles

Back to top button