Petani Belum Terima Bantuan Pupuk Hayati
MULAI TANAM: Petani Pulojaya sudah mulai menanam padi.
LEMAHABANG, RAKA- Kabupaten Karawang mendapatkan bantuan pupuk hayati dari Kementerian Pertanian tahun 2020, namun bantuan benih yang turun tanpa dibarengi turunnya pupuk hayati membuat petani kebingungan.
Meskipun terlambat turun karena tidak memungkinkan dilakukan persebaran di musim ini, namun pupuk hayati untuk mengurai tanah pada musim depan. Seharusnya, kata petani, ketika memberi bantuan benih itu turun, dibarengi dengan bantuan pupuk hayati, karena ini harus diaplikasikan paska pengolahan tanah atau pertahanan. “Sekarang kan sudah tanam beberapa minggu, enggak mungkin kalau turun bisa di gunakan sekarang, paling bisa di gunakan pada masa tanam berikutnya,” kata petani Pulojaya Atam.
Setelah Atam ditunjuk penyalur pupuk hayati di Lemahabang yang peruntukannya bagi 23 kelompok, di mana suatu kelompok diperkirakan mendapat 100 botol dan masing-masing botol berisi sekitar 1 liter untuk di golongan air 1, 2 dan 3. “Mungkin sudah telat jika pupuk hayati itu turun saat ini, tapi bagi petani golongan hilir, seperti Lemahmukti, Pulomulya dan Pulokalapa masih bisa memungkinkan terpakai di musim ini, cuma pertanyaannya kapan pupuk hayati ini turun, karena gapoktan setiap kecamatan sudah mengajukan dan lengkap,” katanya.
Ia menambahkan, seharusnya saat bantuan benih turun, pupuk hayati juga ikut turun, karena kesuburan tanah itu penting pra tanam. Oleh karena itu, meskipun telah di harapkan pupuk hayati ini bisa juga turun, sehingga bisa di rasakan manfaatnya unsur golongan air wilayah hilir yang belum tanam, sementara petani wilayah hulu, pupuk hayati ini bisa di gunakan di musim tanam berikutnya. Ia tidak bisa memperkirakan keterlambatan ini, entah karena anggaran belum turun atau masih on proses, jadinya benih lebih dulu diberikan, sementara pupuk hayati sampai sekarang belum ada. (rok)