PURWAKARTA

Begal Uang Bansos Belum Terungkap

KONSOLIDASI: Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga di Kampung Cikuya Desa Kembang Kuning, Kecamatan Jatiluhur. Kemensos mengingatkan agen e-waroeng menyiapkan modal yang cukup.

PURWAKARTA, RAKA – Peristiwa pembegalan yang menimpa agen bantuan pangan non tunai (BPNT) yang membawa uang tunai Rp135 juta untuk BPNT non PKH masih belum menemukan titik terang.

Kasus ini mendapat perhatian Direktur Jaminan Sosial Keluarga pada Kementerian Sosial Rachmat Koesnadi. Dirinya meminta kepada para pendamping untuk tidak membawa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan uang secara bersamaan atau kolektif karena sangat berbahaya.
“Kalau e-Waroeng tak mampu menyiapkan uang, ya serahkan ke kelompok lain karena itu bahaya atau cari cara lain yang aman,” ujarnya di sela-sela acara Konsolidasi Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan di Era New Normal di Kampung Cikuya Desa Kembang Kuning, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Selasa (15/9).

Rachmat menduga kejadian pembegalan ini lantaran informasi pengambilan dana BPNT non PKH ini bocor sehingga diketahui oleh pelaku dan melakukan aksi pembegalan. “Semoga kejadian serupa tak terjadi di kemudian hari. Dan memang sangat beresiko jika mengambil uang tanpa adanya pengamanan,” katanya.

Ditanya apakah ada kemungkinan diganti oleh Kemensos uang Rp135 juta yang dibegal, Rachmat pun menegaskan itu bukan kewenangan Kemensos melainkan itu menjadi tanggung jawab agen yang bersangkutan. “Mungkin tanggung jawab (korban) karena itu bisnis dan bukan instruksi dari Kemensos. Enggak ada dalam SOP dan juklaknya. Harusnya e-Waroeng ini punya modal,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button