Uncategorized

Ngaruat Getih Karawang

AKSI SENIMAN SUNDA: Seorang seniman Sunda sedang mengisi acara gelaran budaya bertajuk Ngaruat Getih Karawang di kawasan wisata alam Goha Dayeuh, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, akhir pekan kemarin.

PANGKALAN, RAKA – Budaya Sunda harus terus dikenalkan agar masyarakat Sunda tidak hilang identitasnya. Seperti yang gelaran budaya bertajuk “Ngaruat Getih Karawang” di kawasan wisata alam Goha Dayeuh, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Sabtu (19/9).

Pesta busaya yang melibatkan ratusan seniman Karawang dan masyarakat setempat ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sekaligus memperingati hari ulang tahun Karawang ke-387.

Pesta budaya masyarakat ini dimulai sejak pagi dengan berbagai penampilan kesenian Sunda seperti debus, nyinden, lengser dan tarian jaipong. Menginjak siang hari, prosesi inti dimulai yakni mengarak dongdang berisi sesajian hasil bumi diiringi dengan tarian dan sidingaan serta doa bersama. Pada malam hari acara dilanjut dengan pementasan wayang golek.

Ketua LSM Lodaya Nace Permana mengatakan, ngaruat getih Karawang merupakan simbol rasa syukur yang rutin digelar setiap tahun di bulan September. Pesta budaya ini juga sebagai upaya menjaga dan melestarikan budaya Sunda. Diharapkan masyarakat khususnya generasi muda lebih mengenal dan lebih mencintai budaya Sunda. “Kita tidak berharap suatu hari nanti budaya Sunda ini hanya sekadar dongeng, hanya jadi cerita,” ucapnya.

Adapun pemilihan Goha Dayeuh sebagai lokasi pesta budaya, ini dikatakan Nace berdasarkan permintaan masyarakat sekitar. Hal ini juga menjadi salah satu upaya lebih memperkenalkan Goha Dayeuh khususnya kepada masyarakat Karawang. Sebab menurutnya Goha Dayeuh sarat akan nilai filosofi dan nilai sejarah Karawang. “Harapan saya kegiatan budaya seperti ini bisa lestari, kita berharap juga kelompok masyarakat lain bisa melakukan hal yang sama, sehingga mereka tergugah Karawang ini punya warisan budaya yang luhur,” tuturnya.

Dikatakan Nace, helatan budaya ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Meski demikian ia mendorong pemerintah daerah untuk memasukan muatan lokal mengenai budaya dalam pendidikan dari jenjang SD hingga SMA. “Jadi mereka tidak hilang citra dirinya sebagai orang Sunda,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button