PURWAKARTA

Purwakarta Rawan Bencana

PURWAKARTA, RAKA – Cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini berpotensi terjadinya bencana alam. Dari 17 Kecamatan yang ada di Purwakarta, beberapa kecamatan termasuk rawan bencana. Pemerintah Kecamatan Sukatani, telah mengintruksikan para kepala desa untuk siaga tanggap bencana, karena Sukatani merupakan salah satu kecamatan yang rawan bencana.

Seperti yang belum lama ini terjadi, sebanyak 54 rumah mengalami rusak berat dan ringan tepatnya di Desa Sukatani akibat terjangan angin puting beliung. Beruntung dalam peristiwa itu tidak menelan korban jiwa. “Sudah kita intruksikan seluruh kepala desa dan para aparat terkait untuk siaga,” ujar Camat Sukatani Panji Sarizaman, kepada Radar Karawang.

Wilayah Sukatani sendiri masuk Zona Merah yaitu rawan bencana alam. Tak hanya angin kencang, beberapa desa di Kecamatan Sukatani juga memiliki karakteristik tanah labil dan sering longsor. Karena jenis tanahnya adalah tanah lempung yaitu saat terkena panas akan seperti pasir dan saat hujan mudah terbawa arus air.

“Dari 14 Desa yang ada di Kecamatan Sukatani, ada beberapa desa rawan longsor diantaranya, Desa Cianting, Desa Panyindangan, Desa Cijantung, Desa Sukajaya dan Desa Pasirmunjul,” terangnya.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, meminta para kepala pemerintahan tingkat bawah untuk lebih tanggap bencana. Mengingat, wilayahnya merupakan salah satu daerah di Jabar yang rawan bencana alam. “Sebagai bagian dari antisipasi, para kades/lurah dan camat ini diminta untuk tanggap bencana. Apalagi, saat ini telah memasuki pergantian musim (kemarau ke hujan),” ujar Anne, akhir pekan kemarin.

Ada tiga bencana alam yang paling diantisipasi. Yakni, tanah longsor, puting beliung dan banjir. Sehingga memasuki musim penghujan ini harus ada antisipasi sejak dini, sebagai upaya meminimalisasi dampak dari bencana alam tersebut. “Khusus bencana banjir sebenarnya nyaris tidak ada wilayah yang rawan di Purwakarta. Kalau pun ada, itu adalah banjir yang diakibatkan adanya drainase yang tersumbat sampah,” ujarnya.

Sedangkan untuk wilayah rawan longsor, ada beberapa kecamatan yang paling diantisipasi. Seperti di Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa dan Sukatani. “Di wilayah-wilayah itu, tingkat pergerakan tanahnya cukup tinggi. Tak heran, setiap tahun atau saat intensitas hujan meningkat, selalu ada kasus tanah longsor,” ungkap Anne.

Sementara itu untuk kecamatan yang sering terdengar dilanda puting beliung, di antaranya wilayah Kecamatan Purwakarta kota, Bungursari dan Sukatani. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah juga menyiapkan anggaran khusus bencana alam Rp 1,2 miliar yang bersumber dari APBD. “Di anggaran perubahan ini, kita siapkan Rp 200 juta. Rp 1 miliar lagi kita alokasikan di 2019 mendatang,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button