KARAWANG

Malam Puisi Karawang

Sahrul Afrianto

Wadah Sastrawan Muda Lumbung Padi

KARAWANG, RAKA – Dalam dunia sastra, Karawang disebut-sebut dalam karya puisi sastrawan besar yakni Chairil Anwar, dengan puisi bertajuk Karawang-Bekasi. Akan sangat disayangkan jika sastra tidak berkembang di kota lumbung padi ini. Untungnya sekelompok pemuda berinisiatif membuat suatu wadah bernama Malam Puisi Karawang.

Salah satu perintis Malam Puisi Karawang, Aziz Fatkhu Rohman (19) menuturkan, komunitas ini terbentuk sejak November 2019. Berawal dari para aktivis Kamisan Karawang yang saat itu tidak ada kegiatan dan memilih saling membaca puisi. Dari situlah tercetus ide untuk membuat suatu wadah apresiasi puisi yakni Malam Puisi Karawang, mengikuti jejak Malam Puisi lainnya yang telah ada di sejumlah kota seperti Bandung, Jakarta, Bekasi, dan Bogor.

Seiring waktu, agenda Malam Puisi Karawang dipindah ke Sabtu malam dari awalnya pada Kamis malam sebagaimana agenda Kamisan. Hal ini juga mengingat orang-orang banyak berkumpul di malam Minggu, dengan demikian akan lebih menarik banyak orang dan bisa lebih memasyarakatkan sastra khususnya puisi. Benar saja, banyak pemuda lainnya di luar aktivis Kamisan yang turut bergabung, dan saat ini anggota Malam Puisi Karawang sekitar 20 orang.

Aziz mengatakan, kegiatan membaca puisi kerap dilakukan di tempat umum seperti lapang Karangpawitan dan Taman I Love Karawang. Disamping itu mereka kerap juga mengadakan bedah karya untuk didiskusikan bersama. Siapapun bisa ikut bergabung membaca puisi atau sekadar menyaksikan. “Justru dengan adanya Malam Puisi itu, teman-teman seperti dari Perpusatakaan Jalanan Karawang, Minggu Bersih, Kamisan, mereka bisa saling bertemu dan menyeberang ikut kegiatan di komunitas lainnya juga,” ucapnya.

Mahasiswa STMIK Kharisma ini menjelaskan, pemilihan waktu malam untuk kegiatan mereka menimbang waktu tersebutlah yang biasanya senggang. Hal ini karena pegiat puisi Malam Puisi Karawang muncul dengan berbagai latar belakang baik itu mahasiswa, pekerja, pelajar atau lainnya. “Pengennya malam puisi tuh punya peralatan komplit seperti sound dan mic, karena dulu tuh kita selalu pinjam,” tuturnya.

Pegiat puisi lainnya Sahrul Afrianto (19) memang sudah sejak lama berkecimpung di dunia sastra dan hobi menulis puisi. Sebab itulah ia mau ikut merintis Malam Puisi Karawang di sela kesibukan kerja. Ia sendiri bersyukur perkembangan sastra kalangan muda di Karawang perlahan merebak meski belum begitu banya. “Puisi itu wahana meluapkan perasaan, jadi aku sendiri menulis puisi itu dari apa yang aku rasakan,” ujarnya.

Ia berharap hadirnya Malam Puisi Karawang bisa menarik minat masyarakat Karawang terhadap sastra. Ia sendiri merasakan dengan kegiatan ini bisa bertukar pikiran tentang puisi, bertukar buku bacaan, dan bisa memperkenalkan karya sendiri di depan orang dengan mendeklamasikannya. “Pernah pacarku ulang tahun aku buatkan puisi, nah pas dia ikut Malam Puisi Karawang aku bacakan puisinya,” kenangnya.

Sementara itu, Dadang Hariri (16) mengaku awalnya tidak begitu tertarik dengan sastra, namun ia tertarik sebab menurutnya ini adalah kegiatan positif. Ia pun sekarang lebih mencintai puisi bahkan rajin mendeklamasikan puisi di depan umum. Karena hal ini juga lah pelajar yang awalnya pemalu ini bisa lebih percaya diri. “Jadi lebih tertarik untuk baca juga, soalnya penasaran siapa penulisnya, latar belakangnya seperti apa, sejarah dari puisinya gimana, jadi literasinya juga bertambah karena kita penasaran untuk cari tahu,” ungkapnya. (din)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button