HEADLINEKARAWANG

Survei Radar Karawang: Menakar Suara Pemuda

KARAWANG, RAKA – Kabupaten Karawang akan menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) pada tanggal 9 Desember 2020. Saat ini, tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati sedang berjibaku meraih simpati masyarakat, termasuk pemilih muda.

Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karawang menyebutkan, jumlah pemilih muda dari usia 17-40 tahun sebanyak 845.492 orang atau sekitar 51% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Karawang sebesar 1.643.490 orang. Jumlah pemilih muda di Kabupaten Karawang sangat besar, sehingga kehadirannya menjadi penentu dalam kontestasi politik. Dalam konteks itu, pandangan-pandangan kelompok pemilih muda sangat dibutuhkan untuk melihat sejauh mana tingkat partisipasi, persepsi dan pilihan politik mereka terhadap Pilkada Karawang.

Untuk mengetahui kemana arah pemilih muda, Radar Karawang menggelar survei opinion leader bertema “Arah Pilihan Pemuda Pada Pilkada Karawang”. Pemimpin Redaksi Radar Karawang A. Taufiq Hidayat, menjelaskan, survei yang dilakukan tanggal 7-16 November 2020, ini memiliki tiga tujuan, yaitu mengetahui persepsi pemilih muda terkait permasalahan yang dihadapi sebagai evaluasi dari kebijakan pemerintah daerah, mengetahui partisipasi politik pemilih muda dalam mengikuti Pilkada Kabupaten Karawang di tengah pandemi Covid-19, serta mengetahui pilihan politik pemilih muda dalam memilih calon bupati dan wakil bupati Karawang periode 2020-2025. “Survei dilakukan secara independen, tidak ada tendensi apapun, dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujarnya, Senin (16/11).

Responden survei ini adalah pemuka opini dari kalangan pemuda di Kabupaten Karawang dengan kategori pemilih di usia 17–40 tahun. Sebanyak 42 orang dari 42 organisasi kepemudaan yang terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Karawang. Mereka terdiri dari tokoh dan pimpinan organisasi yang memiliki pengaruh di lingkungannya. Karena tidak tersedianya data populasi pemuka opini, maka pemilihan responden tidak dilakukan secara random. Pemilihan responden dilakukan secara purposive, terutama dicari dari tokoh pimpinan organisasi dari unsur Badan Pengurus Harian.

Karenanya, hasil survei ini lebih mencerminkan penilaian responden, dan bukan populasi, serta demografi secara umum. Namun karena jumlah responden survei ini cukup banyak, terdiri dari pemuka opini dari berbagai latar belakang karakteristik dan mewakili lapisan usia, maka hasil survei ini cukup menyuarakan penilaian pemuka opini pada umumnya.

Hasil survei yang diperoleh mengenai permasalah mendesak di Kabupaten Karawang yang harus segera ditangani, yaitu sebanyak 21,4 persen pemilih muda menyebut sulitnya lapangan kerja dan ketenagakerjaan. Kemudian 11,9 masalah pengangguran; 11,9 persen pemberdayaan pemuda; peningkatan sektor pendidikan 9,5 persen, infrastruktur umum seperti jalan 9,5 persen, pembangunan sumber daya manusia 7,1 persen, perekonomian dan kesejahteraan rakyat 7,1 persen, penataan ruang 4,8 persen, pelayanan kesehatan 4,8 persen, lingkungan 2,4 persen, sistem pemerintahan yang amburadul 2,4 persen, lainnya 4,8 persen, tidak tahu/tidak jawab 14,3 persen.

Kemudian, sebanyak 52,4 persen pemuda puas terhadap kinerja Cellica Nurrachadiana sebagai bupati Karawang. Sementara 47,6 persen merasa tidak puas. Kepuasan tersebut dikarenakan kinerja Cellica dianggap bagus, programnya bagus, pembangunan mulai merata, menepati janji kampanye, dan adanya program Karawang Cerdas. Sedangkan alasan tidak puas terhadap kinerja Cellica Nurrachadiana karena jalan masih banyak yang rusak dan banyaknya program yang belum terealisasi. Diantaranya 54,8 persen mengaku kurang puas dalam menangani masalah kemiskinan. Dan 52,4 persen mengaku kurang puas cara Cellica mengurangi jumlah pengangguran.

Sementara itu, sebanyak 28,6 persen pemuda menginginkan Cellica kembali menjadi bupati Karawang. Sedangkan 31 persen menyatakan tidak menginginkan, dan 40,5 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab. Di lain pihak, 38,1 persen pemuda menyatakan puas terhadap kinerja Ahmad Zamakhsyari sebagai wakil bupati Karawang. Sedangkan 52,4 persen milenial mengaku tidak puas. Dan 9,5 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab. Sementara itu, peluang Jimmy, panggilan akrab Ahmad Zamakhsyari, menjadi bupati Karawang masih terbuka lebar jika bisa menarik simpati pemilih muda. Karena hasil survei menyatakan, 28,6 persen pemuda tidak menginginkan Jimmy jadi bupati, sebanyak 14,3 persen pemuda menginginkan ketua PKB Karawang itu jadi bupati. Sementara yang tidak tahu dan tidak menjawab sebanyak 57,1 persen. Alasan publik puas terhadap kinerja Jimmy karena kinerjanya bagus, memiliki ketegasan, dan sering turun ke masyarakat. Alasan ketidakpuasan terhadap kinerja Jimmy karena kinerjanya kurang terlihat dan kerjasamanya dengan bupati kurang bagus.

Mengenai elektabilitas calon, dari simulasi tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati, Cellica Nurrachadiana-Aep Syaepuloh unggul tipis dengan keterpilihan 19,1 persen, disusul pasangan Ahmad Zamakhsyari-Yusni Rinzani 14,3 persen, pasangan Yesi Karya Lianti-Ahmad Adly Fayruz 11,9 persen. Sedangkan mayoritas suara pemilih muda masing mengambang mencapai 54,9 persen. Rinciannya, tidak akan memilih 2,4 persen, rahasia 35,8 persen, belum memutuskan 16,5 persen. (psn)

Related Articles

Back to top button