KARAWANG

DEEP Karawang Minta Bawaslu Tegas Awasi Kampanye

KARAWANG, RAKA – Data konfirmasi Covid-19 di Kabupaten Karawang terus meningkat setiap harinya, berdasarkan infografis yang ditampilkan di laman Satgas Covid-19 Karawang dan Diskominfo per hari Senin tanggal 23 November adalah sebanyak 2.399.

Koordinator Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Kabupaten Karawang Gustiawan mengatakan, berdasarkan pengamatan bisa saja kerumunan saat kampanye menyumbang peningkatan jumlah konfirmasi Covid-19. “Berdasarkan pantauan tim kami di lapangan selama masa kampanye ini, memang hampir semua paslon sulit menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan, terutama mengenai pembatasan jumlah peserta sosialisasi dan jaga jarak,” tuturnya.

Menurutnya berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 11 Tahun 2020, peserta yang hadir dalam dialog atau tatap muka dibatasi jumlahnya. “Di PKPU Nomor 11 Tahun 2020 pasal 58 Ayat 1 Huruf a jelas dsebutkan bahwa peserta dialog tatap muka maksimal 50 orang, dan itu sudah termasuk panitia dengan jarak antar peserta minimal satu meter, hal ini tentunya harus dipatuhi oleh setiap paslon atau tim kampanye,” terangnya.

Menurut Gusti, sapaan akrabnya, pihaknya khawatir meningkatnya angka konfirmasi Covid-19 ini ada sumbangsih dari kegiatan kampanye tersebut. “Walau memang tidak dijelaskan secara rinci mengenai cluster apa yang menyumbang angka tersebut, tapi melihat fenomena kampanye yang tidak menerapkan protokol kesehatan, kami curiga bahwa peningkatan jumlah itu ada hubungannya dengan kerumunan pada masa kampanye,” ujarnya.

Pihaknya meminta kepada Bawaslu Kabupaten Karawang untuk lebih tegas mengawasi jalannya kampanye yang dilakukan oleh para paslon dan tim. “Kami meminta Bawaslu lebih tegas dan agresif dalam menerapkan aturan, walau kami tahu terkait pelanggaran Prokes Covid-19 Bawaslu sudah mengeluarkan surat peringatan yang cukup banyak sekitaf 27-an surat, namun ternyata hal ini tidak membuat para paslon sadar akan pentingnya menerapkan prokes dalam setiap kampanye mereka,” ujarnya.

Selain meminta Bawaslu bertindak lebih tegas, Gusti berharap setiap paslon ataupun tim kampanye untuk sama-sama sadar bahwa ini dalam kondisi yang tidak normal, sehingga memerlukan kebijaksanaan dari semua pihak. Euforia dalam kampanye memang sudah menjadi hal biasa, namun kondisi sekarang berbeda. “Pemilu ini memang disebut sebagai pesta, yang artinya suka cita dan kegembiraan semua pihak, namun dengan kondisi yang serba terbatas ini, semua pihak terutama paslon harus sadar dan memberikan edukasi kepada Masyarakat akan pentingnya menjaga dan menerapkan Protokol Kesehatan,” ujarnya.

Ia melanjutkan, seharusnya paslon maupun timnya menjadi garda terdepan untuk menjadi contoh dalam hal apapun. “Mereka adalah calon pemimpin yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada rakyat, bukan sebaliknya mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” ungkapnya. (psn)

Related Articles

Back to top button