Waspada Ancaman Rob dan Abrasi
Supriyatna, sekretaris BPBD Karawang
Sepanjang November Dua Kali Banjir
KARAWANG, RAKA – Sembilan kecamatan yang terletak di pesisir Karawang berpotensi rob dan abrasi. Padahal, persoalan itu sudah lama terjadi, tapi belum lama ini sejumlah wilayah di pesisir pantai kembali terdampak banjir rob.
Supriyatna, sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang mencatat, pada bulan November ini telah terjadi banjir rob di dua wilayah pesisir pantai yaitu kecamatan Cibuaya dan Pedes, itupun hanya terjadi beberapa jam, dan tidak lama air laut kembali surut. Kemudian korban terdampak rob dari dua wilayah tersebut sebanyak 460 KK atau 1669 jiwa. “Dari informasi yang masuk, tidak ada gambar-gambar rumah yang rusak,” jelasnya, kepada Radar Karawang saat ditemui di kantornya, Senin (23/11).
Sementara rob dan abrasi terparah di sepanjang tahun 2020, menurut data yang diterima BPBD yakni terjadi pada bulan Juni, karena ada delapan kecamatan di pesisir Karawang yang terdampak, dengan jumlah korban terdampak 7.695 jiwa dari 2.494 KK. Kata Supriyatna, pada bulan Juni juga tidak sedikit warga yang mengungsi, dan beruntung tidak ada korban yang meninggal dunia karena rob. “Jangankan rob, banjir sebesar apapun di Karawang gak pernah ada korban jiwa (meninggal dunia). Jadi seingat saya tidak ada orang meninggal karena banjir tapi orang meninggal saat banjir ada,” ujarnya
Menurut Supriyatna, tidak ada tanda-tanda abrasi atau rob, tapi rob itu akan terjadi ketika bulan purnama dan curah hujan yang tinggi, kemudian kalau abrasi akan terjadi karena gelombang yang tinggi dan itu di bulan-bulan tertentu, biasanya dinamakan dengan pancaroba. “Termasuk (bencana) puting beliung itu, apabila suhu pagi hari di atas 30 derajat, kemudian siangnya panas munculah awan yang putih bening itu berjejeran di atas langit, syaratnya ada angin tapi panas, itu berpotensi terjadi puting beliung tapi belum tentu terjadi karena baru potensi,” pungkasnya. (mra)