HEADLINEKARAWANG

Yesi Grogi, Cellica-Jimmy Panas

Debat Calon Bupati Karawang Masih Normatif

KARAWANG, RAKA – Cellica Nurrachadiana – Aep Syaepulloh terlihat meladeni serangan-serangan pertanyaan yang dilontarkan pasangan Ahmad ‘Jimmy’ Zamakhsyari-Yusni Rinzani dalam debat calon Bupati dan Wakil Bupati Karawang. Sementara pasangan Yesi Karya Lianti-Adly Fairuz terlihat masih gugup dalam menyampaikan argumentasi.

Pilkada Karawang 2020 memasuki tahapan debat publik yang diselenggarakan KPU Karawang pada Rabu (25/11). Visi dan misi para paslon pada segmen awal tak jauh berbeda dengan apa yang dipublikasikan KPU Karawang. Hanya saja dalam debat ini masing-masing paslon diberi kesempatan memberi tanggaoan atas visi dan misi paslon lainnya. Pasangan nomor urut 1 Yesi-Adly mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misinya. Waktu 2 menit 30 detik rupanya cukup bagi Yesi nenyampaikan visi dan misi mereka. Setelah mendapat tanggapan dari paslon lain, giliran Adly yang angkat bicara.

Adly mengatakan persoalan pertanian yang dikeluhkan masyarakat agar tidak gagal panen hanya 3 hal yakni air, pupuk, dan bibit. Pernyataan ini menanggapi pernyataan Cellica bagaimana meningkatkan PJRD sektor pertanian yang saat ini hanya 3,95 persen. “Bukan saya tidak bisa menjawab, tapi permasalahannya adalah bagaimana masyarakat menerima jawaban tersebut,” jawabnya. Sementara pertanyaan Yusni mengenai penyelesaian masalah bank emok dan pengangguran tidak terjawab dengan habisnya waktu menjawab.

Berlanjut pada paslon nomor 2, setelah membeberkan visi misinya, Cellica menjawab pertanyaan Jimmy terkait dana bagi hasil untuk desa pada tahun ini yang tidak mencapai 10 persen dari PAD seperti diatur dalam UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Cellica menjawab berkurangnya DBH untuk desa terkait pandemi Covid-19, namun hak ini telah sesua kesepakatan dengan Apdesi. Adapun pertanyaan Yesi terkait penglolaan lingkungan hidup dan alih fungsi lahan, Cellica menjawab, 2014 lalu telah membuat aturan yang melarang alih fungsi pada 10.000 hektare lahan. Sayangnya jawaban ini tidak berlanjut karena habisnya waktu.

Berlanjut ke paslon nomor 3, tanggapan yang diterima paslon lainnya semua terkait masalah pengangguran. Jimmy menjawab angka pengagguran Karawang setiap tahunnya minimal 110.0000 orang. Adanya 1.586 perusahaan di Karawang, masalah pengangguran ini dapat diatasi dengan kebijakannya membuat kerjasama program bapak asuh yakni untuk 30 orang pada setiap satu perusahaan selama satu tahun. “Berarti 1 tahun ada lulusan kerja kita, 30 kali 1586, itu ada lebih dari 45.000 orang,” terangnya.

Di segmen kedua, masing-masing paslon mengambil 2 amplop pertanyaan. Paslon nomor urut 2 mendapat kesempatan pertama, pertanyaan dari salah satu amplop yang diambil terkait pelayanan publik dan pungutan liar. Cellica mengatakan sejauh ini pemerintahannya telah melakukan sejumlah program berbasis online, salah satunya pelayanan satu pintu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dengan demikian tidak ada lagi pertemuan antara pemohon dan pemberi izin. Ia juga menyinggung ketertarikan Amazon berinvestasi di Karawang menjadi bukti suksesnya program tersebut.

Pertanyaan kedua untuk paslon nomor 2 terkait program bela negara. Cellica menjawab persoalan pertahanan dan ketahanan negara bukanlah urusan pemerintah daerah melainkan pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya dalam posisi memberi dukungan dengan menganggarkan pelatihan bagi organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dan organisasi masyarakat (ormas) melalui Kesbangpolinmas. Program ini dikatakannya telah berjalan dengan kerjasama dengan TNI dan Polri. “Termasuk juga kegiatan kepramukaan, kegiatan yang misalnya namanya paskibraka, itu dibawah Disdikpora selama ini telah kami lakukan,” paparnya.

Paslon nomor urut 3 mendapat pertanyaan terkait politik identitas. Jimmy menjawab hal seperti itu selalu ada dari masa ke masa. Terkait hal itu ia berencana memberikan tunjangan kepada ormas sebagaimana selama ini pemerintah daerah memberikan dana operasional dari APBD untuk KNPI dan Karang Taruna. Dengan anggaran ini mereka mempunyai tugas membina masyarakat. Ia juga berencaba memberikan intensif kepada Babinsa dan Babinkamtibmas.

Pertanyaan kedua untuk paslon ini terkait pengangguran dan kemiskinan. Jimmy masih menjadi vokal menjawab dengan program kartu wirausaha bekerjasama dengan perbankan. Sasarn program ini adalah anak muda berusia diatas 25 tahun yang notabene sudah sulit kerja di pabrik. Mereka akan mendapatkan modal wirausaha berkisar Rp 1 juta sampai Rp 10 juta hanya bermodal KTP. Ia juga merencanakan kas daerah disimpan tidak hanya pada 1 bank agar tidak terjadi monopoli kas daerah.

Sementara itu paslon nomor 1 mendapat pertanyaan terkait Karawang sebagai kota industri dengan UMK tertinggi di Indonesia sekaligus sebagai lumbung padi nasional. Yesi mengatakan, tingginya UMK menjadi hal baik bagi para buruh namun di sisi lain sejumlah perusahan berpikir merelokasi pabrik mereka ke daerah lain. Adly menambahkan terkait hal ini sudah ada regulasi terkait alih fungsi lahan, hal ini juga akan diterapkan untuk menjaga lahan pertanian. Terkait industri pihaknya akan mengedepankan komunikasi dengan pihak perushaan dan masyarakat.

Pertanyaan terakhir untuk paslon nomor 2 terkait pencemaran sungai dan permasalahan sampah. Jawaban Adly cenderung pada permasalahan banjir karena menurutnya masalah air bukan hanya soal pencemaran dan ini menjadi keluhan masyarakat. Masalah banjir ini dikatakannya memang kewenangan pemerintah provinsi, meski demikian pemerintah daerah mesti berani melakukan eksekusi untuk melindungi masyarakat Karawang dari banjir.

Di segmen ketiga, debat berjalan lebih menarik. Setiap paslon saling melempar pertanyaan, seperti Jimmy yang menyindir Cellica tidak memiliki kemampuang managerial yang baik ketika memimpin sehingga program pembangunan yang tidak tepat dan terbengkalai. “Seorang pemimpinan, menajerial keuangan, manajerial pemerintahan, responsibility, apa yang sesungguhnya terjadi di masyarakat dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kenapa uang negara dibangun pemda 2, rumah bupati direnovasi jadi galeri seni yang sampai saat ini pembangunannya terhenti,” cetusnya.

Sindiran Jimmy ini pun dibalas oleh wakil Cellica, Aep Syaepuloh yang meminta Jimmy tidak memberikan program khayalan bagi masyarakat. “Memang sangat mudah kalau berbicara. Perlu bapak ketahui, yang namanya perbankan tidak seperti apa yang kita sampaikan, perbankan punya aturan yang baku. Termasuk bantuan rp50 miliar, itu pertanggung jawabannya seperti apa? Berikan yang program yang kongkret saja bukan hayalan-hayalan,” terangnya. (din)

Related Articles

Back to top button