LATIHAN RUTIN: Puluhan anak-anak SSB Leopard United berlatih sepakbola di lapang bola di Desa Amansari. Saat ini, anggota SSB ini masih didominasi oleh anak-anak di sekitar Desa Amansari.
Isi Aktifitas dengan Olahraga
RENGASDENGKLOK, RAKA – Sekarang ini tidak sedikit anak usia di bawah 10 tahun yang sudah memegang handphone dan bermain gadget, hal itu sudah menjadi pemandangan lumrah di tengah masyarakat.
Banyak cara untuk mengalihkan anak bermain gadget atau meminimalisir menggunakan smartphone, diantaranya melalui kegiatan dengan berolahraga. Sebagaimana Agus Ginanjar warga Desa Amanasari,
Kecamatan Rengasdengklok mulai mendirikan sekolah sepak bola untuk anak usia dini, hal itu sebagai upaya bagi anak-anak untuk memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang positif dan juga dapat berinteraksi dengan teman sebayanya, terlibih lagi antar orang tua siswa.
Gin Gin, sapaan akrab Agus Ginanjar mengatakan, melalui sekolah sepak bola Leopard United yang baru didirikan pada September 2020 juga untuk menghindari candu gadget di kalangan anak-anak usia dini. “Dengan ini kami ingin mengisi waktu anak-anak dengan hal positif. Lebih jauh kami juga ingin memunculkan bibit baru pemain sepak bola di masa depan,” kata pria menjadi Ceo Leopard United ini.
Sementara ini, lanjutnya, anak didik SSB Leopard United berasal dari warga setempat, dan tidak menutup kemungkinan kedepan akan bertambah. Pasalnya Leopard United yang baru berdiri lebih dari dua bulan ini sudah memiliki peserta didik 87 siswa. “Tidak menutup kemungkinan peserta didik ini nantinya akan ada dari luar Desa Amanasari, mungkin orientasinya Kecamatan Rengasdengklok dulu, dan dari anak-anak yang punya minat sepak bola minimal dari utara tidak jauh-jauh ikut SSB ke Karawang,” ujarnya.
Memilih kegiatan olahraga sepak bola sebagai alternatif, upaya untuk menghindari candu gadget, Gin Gin menganggap bahwa sepakbola merupakan olahraga yang bermasyarakat. “Jadi hal yang termudah untuk memasyarakatkan olahraga ini ataupun sebaliknya yaitu dengan sepakbola,” pungkasnya. (mra)
