Uncategorized

Pengusaha Properti Incar Sawah Purwasari

PURWASARI, RAKA – Ratusan hektare lahan sawah di Kecamatan Purwasari beralih fungsi menjadi perumahan. Diperkirakan, beberapa tahun ke depan sawah di wilayah Purwasari akan semakin habis.

Pantauan di lapangan, banyak proyek pembangunan perumahan baik yang baru rampung maupun masih dalam tahap pengerjaan. Bahkan sudah banyak pengusaha yang hilir mudik datang ke kantor pemerintahan desa di wilayah Kecamatan Purwasari untuk ngurus pembangunan perumahan.

Kepala Desa Purwasari Asep Saepulloh menyampaikan, sudah banyak pengusaha yang datang ke desa. Bahkan sudah ada beberapa perusahaan yang melakukan ekspose terkait rencana pembangunan perumahan. “Kalau punya tanah atau rumah di sekitar Purwasari baiknya jangan di jual. Ke depan pasti akan lebih ramai,” ujar Asep saat berbincang dengan Radar Karawang baru-baru ini.

Ia juga menyampaikan, bahkan ada perusahaan besar yang akan membangun komplek perumahan di wilayah Purwasari. Diantaranya lahan yang sudah disiapkan masuk wilayah Desa Purwasari, dan desa-desa lain baik yang masuk Kecamatan Purwasari maupun yang masuk Kecamayan Cikampek. “Jadi memang prospektif, lihat saja beberapa tahun ke depan,” ujarnya.

Menurutnya, yang sudah ditandapi itu adalah lahan-lahan teknis pertanian. Meski demikian ia tidak mengetahui secara pasti lahan sawah mana saja yang diperbolehkan untuk dialihfungsikan dan yang tidak diperbolehkan. “Tapi untuk harga tanah sudah mulai pada naik, karena sudah banyak pembangunan perumahan kan,” ujarnya. Sama halnya dengan kondisi lahan sawah di wilayah Desa Sukasari dan Desa Karangsari. Saat ini banyak dibangun perumahan.

Ketua Kelompok Tani Sekunder Desa Sukasari, Enuh (65) menyampaikan, kelompok tani tidak dapat berbuat banyak karena penjualan lahan sawah sepenuhnya hak petani yang memiliki lahan tersebut. “Pengembang membeli lahan langsung kepada pemilik lahan melalui calo, kelompok tani tidak ikut campur,” tuturnya.

Menurut Enuh, ada efek domino dalam penjualan lahan sawah. Apabila satu area lahan sawah terjual, maka pemilik lahan sawah di sekitarnya ikut-ikutan menjual. Karena sawah yang tersisa takut tidak terairi akibat terhalang oleh proyek pembangunan perumahan. “Kadang ada calo nakal yang menakuti-nakuti pemilik lahan sawah. calo mengancam akan membangun pagar pembatas agar akses jalan tertutup, meski sebenarnya ancaman itu tidak pernah terjadi,” terangnya.

Enuh juga mangatakan, harga lahan di tepi jalan mencapai Rp500.000 per meter persegi. Sedangkan harga lahan di tengah berkisar Rp200.000 per meter persegi. “Dalam satu tahun terakhir ada sekitar 150 hektare lahan sawah yang terjual dan beralih fungsi menjadi perumahan,” katanya. (zie)

Related Articles

Back to top button