Pemimpin Ideal di Mata Pemilih Pemula
Bella Fitria
KARAWANG, RAKA – Pilkada Karawang 2020 diwarnai dengan cukup banyaknya pemilih pemula. Tentunya mereka punya sosok pemimpin dambaan yang ideal dan berharap membawa kemajuan Karawang.
Salah satu pemilih pemula Erlangga Putra Sahroji (17), siswa SMA yang tinggal di Kecamatan Lemahabang mengaku senang bisa berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam Pilkada Karawang yang baginya adalah pengalaman baru.
Ia sudah memantapkan diri untuk ikut nyoblos, karena ia telah punya hak suara maka tak ada salahnya menyuarakan pilihannya.
Erlangga berpendapat pemimpin yang ideal mesti paham akan sebuah kepemimpinan, tegas dalam mengambil keputusan, menjunjung tinggi perundang-undangan, dan merakyat terhadap rakyat kecil.
Sebagai pelajar ia berharap bupati dan wakil bupati Karawang yang terpilih nanti bisa meningkatkan program beasiswa yang saat ini berjalan dan juga memiliki konsistensi dan komitmen tinggi.
Pemilih pemula lainnya Viviani Laelly Praditya (18) juga merasakan senang yang sama. Ia akan ikut mencoblos sebab hasil dari pilkada ini ia juga yang akan mengalami, dan menghadapi, sebab itu menurutnya para pemilih pemula harus berkontribusi.
Selain itu, ia menyadari dalam beberapa tahun ke depan masa depan bangsa ini merupakan tanggung jawab generasi muda. “Jadi saatnya kita berkontribusi sekarang, dengan aktif melakukan pengawasan dan juga jangan golput,” ajaknya.
Pandemi Covid-19 jangan menjadi halangan sebab ia yakin petugas TPS telah menyiapkan protokol kesehatan.
Gadis asal Purwasari ini mendambakan pemimpin yang jujur, tegas, cerdas, rela berkorban dan bertanggung jawab.
Siapapun yang terpilih menjadi bupati dan wakil bupati nanti ia harap bisa bekerja sesuai dengan visi misi yang sudah dijanjikan.
Ia juga ingin pemimpin Karawang dapat memberikan infrastruktur yang lebih baik.
Bella Fitria (19) sangat bersemangat menjadi pemilih dalam pilkada Karawang untuk pertama kalinya. Gadis asal Kecamatan Purwasari ini ingin memanfaatkan sebaik mungkin hak suara yang ia miliki dan tak mau menyia-nyiakannya. “Tapi di antara 3 calon ini aku gak tahu, aku belum sama sekali ada jatuh hati sama tiga-tiganya,” ungkapnya.
Menurutnya seorang pemimpin mesti paham kondisi masyarakat alih-alih hanya mendengarkan suara dari kalangan elit.
Ia juga mendambakan pemimpin yang konsisten dengan visi misi dan janji kampanye. Dan yang paling penting adalah kejujuran sebab menurutnya saat ini sulit menemukan pemimpin yang jujur.
Ia berharap, bupati dan wakil bupati bisa membawa Karawang lebih maju dan menjalankan program baik yang sampai saat ini belum terlaksana. “Tolong dilihat yang di bawah, jangan sampai keseringan lihat ke atas sampai lupa masyarakat di bawah, karena bagaiamanapun juga saat pemilihan mereka butuh orang-orang di bawah,” tuturnya.
Kholid Nurcholis (19) mahaasiswa yang tinggal di Telukjambe Timur meski 9 Desember nanti adalah pertama kalinya menggunakan hak suara dalam pilkada Karawang, namun sebelumnya ia telah berpartisipasi dalam pilpres dan pilgub.
Pemilu yang ia ikuti kali ini terasa berbeda dan kurang menarik perhatian karena adanya pandemi. Ia menerka angka golput akan meningkat karena tidak sedikit teman-temannya yang merespon negatif pelaksanaan pilkada dengan cara konvensional di tengah pandemi.
Kholid tetap akan ikut mencoblos sebab pertama kalinya memiliki hak pilih untuk pemimpin di daerah yang ia tempati, terlebih ini sudah seperti kewajiban dalam tradisi keluarganya.
Menurutnya, menjadi pemimpin bukan semata mata jabatan yang di idam-idamkan, melainkan sebuah tugas, kepercayaan dan tanggung jawab terhadap masyarakat yang dipimpin. Ia berharap bupati dan wakil bupati Karawang dapat melakukan pembangunan infrastruktur secara merata, baik di kota maupun pedesaan. “Dan saya harap bisa lebih memperhatikan keberadaan anak berkebutuhan khusus, lebih tepatnya yang ada di daerah Karawang, Saya memperhatikan masih adanya kesenjangan sosial pada penyandang difabel,” harapnya. (din)