RAWAT TANAMAN: Puluhan tanaman hias dengan berbagai jenis disimpan di komunitas bunga.
Janda Bolong jadi Primadona
KARAWANG, RAKA – Seperti tren ikan cupang yang lagi naik di tengah pandemi, pun demikian dengan tanaman hias. Tanaman yang biasa tumbuh dipekarangan rumah pun kini banyak dikoleksi. Salah satu yang banyak dicari adalah janda bolong.
Jika kita kembali ke belakang, fenomena seperti saat ini pernah terjadi. Dulu, yang menjadi primadona adalah bunga gelombang cinta. Saking ngetrennya, harganya pun melambung tinggi. Kini, fenomena serupa terjadi lagi. Banyak orang yang sedang gandrung dengan tanaman hias, bunga yang biasanya tumbuh di sembarang tempat pun kini dijajakan di kios. Selain aglonema dan keladi, janda bolong menjadi primadona.
Tanaman janda bolong banyak dicari karenan nama, sturktur, perawatan yang unik. Perawatan janda bolong ada dua cara, pertama menggunakan media air dan kedua menggunakan media tanam. Media air maka akar tanaman akan di tenggelamkan di dalam air. Tanaman ini tidak dapat terkena sinar matahari secara langsung. Saat daun terkena sinar matahari langsung akan mengalami kekuningan pada daun. Harganya dilihat dari tinggi rendahnya tanaman. Paling mahal berkisaran sekitar Rp120 ribu dengan tinggi 30 sampai 40 cm. “Janda bolong dari beberapa bulan ini naik, kalau udah tinggi ada 8 daun bisa sekitar 100 hingga 120 ribu,” kata Abdul Rifai, pengelola kios tanaman di Jalan Bypass, Kamis (03/12).
Pemilik kios tanaman hias Desi Ratnasari mengatakan, tanaman yang di dapat berasal dari tetangga sekitar rumahnya. Kemudian ia mendirikan kios tanaman, kios ini juga memiliki beberapa jenis tanaman unik yang diperjual belikan. Salah satunya yakni Aglonema yang memiliki ciri khas tersendiri dari warnanya. Penjual tanaman jarang menjual tanaman ini. Perawatan dari semua tanaman berbeda-beda. Tanaman yang berkayu dapat diletakkan di luar rumah. Selama pandemi omset penjualan yang diperoleh mengalami peningkatan. Modal awal yang digunakan hanya sekitar Rp200 ribu, kini dia sudah meraup untung jutaan rupiah. “Beda, kalau tanaman yang berkayu itu kita taruh di luar dan juga disiram setiap hari juga ga masalah,” ucap Desi.
Tingginya minat terhadap tanaman hias, saat ini sudah dibentuk komunitas Sarahsehan Pencinta Tanaman Hias, bahkan grup mendsosnya pun sudah dibuat dengan jumlah anggota ribuan. Salah satu admin grup komunitas pencinta tanaman hias Dewinta Fenny Apria mengatakan, ia telah memiliki hobi bercocok tanam sejak SMA dan baru menekuni hobi sejak tahun 2018.
Ia telah memiliki beberapa jenis tanaman hias di rumahnya. Sudah ada tanaman yang memiliki tunas selama ia rawat. Awal hobi bermula dari ingin mengadakan penghijauan lingkungan. Saat ada anggota grup yang ingin menjual belikan tanaman maka harus menyebutkan nama tanaman dan keterangan lokasi. “Itu sebenernya awalnya saya buat karena disini susah adanya sharing tentang perawatan tanaman,” singkatnya. (cr6)