TERNAK JANGKRIK : Peternak / petani jangkrik tengah melakukan perawatan jangkrik di kandangnya.
CILAMAYA KULON, RAKA – Dinilai lebih menggiurkan, Muhamad Agus (48) warga Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon rela meninggalkan propesi terdahulunya sebagai montir dan beralih menjadi petani jangkrik.
Agus menyebutkan, terdapat beberapa alasan yang membuat ia beralih propesi. Diantaranya, peluang bisnis budidaya jangkrik ini masih asing di tengah masyarakat, tak butuh waktu lama untuk panen dan yang lebih penting, ia bisa mengambil keuntungan lebih cepat, karena perputaran uangnya paling lama sekitar 40 hari.
Ia mengaku, budidaya jangkrik ini sudah ia lakukan sejak tahun 2014, bahkan masih bisa bertahan hingga sekarang meskipun di terpa badai wabah corona. Lelaki yang dulunya buka bengkel montir motor ini juga mengaku sudah mantap membudidayakan jangkrik. Karena selain usaha, budidaya jangkrik merupakan pekerjaan sekaligus hobi.
“Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, bisnis saya ini masih bisa bertahan. Paling terkendala saat pemerintah melakukan lockdown, sehingga para pelanggan yang dari jauh terhambat aktivitasnya,” kata Agus.
Menurutnya, budidaya jangkrik ini ia lakukan secara autodidak. Berawal dari ketertarikan yang dinilai simple, mengamati hingga bisa mempraktekannya sendiri. Setelah melakukan beberapa percobaan, akhirnya Agus memberanikan diri untuk membudidayakan jangkrik, bahkan berani menutup bengkel motor yang sedang dikelolanya. “Sekarang saya memiliki 29 kotak, dibantu istri untuk memeliharanya. Setiap satu kotak bisa menghasilkan 20 kilo,” ujarnya.
Adapun kendala dalam budidaya jangkrik ini yaitu, saat harga dari luar Jawa anjlok, maka petani jangkrik lainnya juga akan mengalami penurunan harga. Kemudian, perubahan musim juga turut mempengaruhi perkembangbiakan jangkrik.Di samping itu, hama ulat masih menjadi momok menakutkan bagi petani jangkrik.
Kendatipun demikian, ia sebagai petani jangkrik memiliki keinginan agar bisa diwadahi pihak pemerintah. Hanya saja, melihat sistem birokrasi pemerintah yang ribet masih menjadi kendala. (rok)
