Waspadai Ular Berbisa Berkeliaran

PAMER ULAR: Pawang ular Damkar Purwakarta menunjukkan ular hasil tangkapannya.
PURWAKARTA, RAKA – Akhir tahun merupakan masa dimana hewan jenis ular untuk menetaskan telurnya. Tak jarang, akhir tahun yang juga bertepatan dengan pergantian musim kemarau ke musim penghujan banyak ditemukan ular berkeliaran. Bahkan hingga masuk ke pemukiman warga.
Tim evakuasi atau pawang ular di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar-PB) Kabupaten Purwakarta, Abah Rizal (46) mengatakan, jenis ular yang saat ini menetas, tidak hanya ular katagori tidak berbahaya. Namun juga ular berbisa seperti king kobra yang tentu saja berbahaya dan mengancam nyawa mangsanya.
“Saat ini musim berbagai ular menetaskan telurnya, terutama jenis king kobra yang tentu sangat berbahaya bagi nyawa mangsanya termasuk mengancam keselematan warga” ujarnya, Senin (21/12).
Khusus ular jenis kobra atau king kobra, lanjut Abah Rizal, masuk dalam jenis ular berbisa yang mematikan dan hingga kini serumnya masih sulit ditemukan. Sehingga, jika terkena patukan ular jenis tersebut, warga diminta tetap tenang dan jangan banyak bergerak. Hal itu bertujuan untuk memperlambat aliran bisa dalam darah.
“Jangan panik, karena kalau panik apalagi banyak bergerak, maka jantung semakin berdetak kencang dan mempercepat aliran bisa ular masuk melalui darah dan mengalir ke jantung. Kalau sudah sampai ke jantung, dipastikan nyawa korbannya tidak tertolong” jelasnya.
Untuk itu, sebagai upaya evakuasi, lanjutnya, jika ada yang terkena patukan ular berbisa, selain tetap tenang dan jangan bergerak, diusahakan banyak minum air putih dan segera dibawa ke medis.
“Sambil menunggu datangnya pertolongan medis, sebisa mungkin bisa ular tersebut untuk tidak menjalar ke seluruh bagian tubuh. Dan lakukan penanganan medis secepat mungkin jangan sampai terlambat” tuturnya.
Sementara, Ketua Komunitas pencinta ular Natrix Purwakarta Raynanada Gumilang, dari sekian banyak jenis ular, tidak sepenuhnya berbahaya dan mempunyai bisa. Bahkan diantaranya justru jinak dan tidak berbahaya untuk dipelihara.
“Ketika berbicara mengenai ular berbisa atau tidak berbisa, tak jarang orang awam sulit sekali memahaminya. Padahal ada beberapa ciri yang dapat dijadikan patokan ketika ingin mengetahui ular yang ditemui berbisa atau tidak,” ujarnya.
Sejumlah ciri-ciri ular berbisa, bisa dikenali dari beberapa ciri khusus. Diantaranya memiliki gigi taring kecil, memiliki bentuk kepala segitiga, memiliki lubang di dekat lubang hidung yang berguna untuk mencari para mangsa berdarah panas, serta umumnya ular berbisa memiliki satu baris sisik.
“Jika digigit, maka bekas gigitan bisa berupa dua lubang luka halus yang berbentuk sebuah lengkungan. Ular berbisa juga memiliki warna yang terang dan mencolok jika diperhatikan secara lebih detil, serta ular berbisa memiliki mata yang lebih lonjong dengan pupil elips,” terangnya.
Sementara, jika digigit ular tak berbisa, salah satu cirinya ada bekas berupa dua lubang gigitan utama yang disebabkan oleh gigi taring. Dan jika diperhatikan secara detail maka ular tidak berbisa memiliki dua baris sisik, sementara ular berbisa memiliki dua baris sisik.
“Dan ular tidak berbisa pada umumnya memiliki sisik dengan pola sederhana. Ular tidak berbisa memiliki mata dan pupil cenderung bulat. Dengan adanya ciri-ciri tersebut, masyarakat diharapkan bisa lebih mengenali dan waspada terhadap spesies ular berbisa di lingkungan rumah,” pungkasnya. (gan)