Karawang

Lockdown Unsika Diperpanjang, Wisuda Tatap Muka Ditangguhkan

Aktivitas di Unsika dihentikan

KARAWANG, RAKA – Perhentian aktivitas perkuliahan di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengalami perpanjangan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko pertambahan jumlah dosen dan tenaga pendidik.

Kasus covid yang dialami oleh dosen dan tenaga pendidik Unsika saat ini berdampak pada perkuliahan. Saat ini perkuliahan dilaksanakan melalui daring dan pihak universitas melakukan penghentian sementara seluruh kegiatan. Saat ini jumlah dosen dan tenaga pendidik yang terpapar Covid-19 sebanyak 30 orang. Sudah terdapat tiga orang yang dinyatakan negatif. “Yang dinyatakan negatif sudah ada 3, namun tetap akan ada swab keduanya, ada yang baru swab tanggal 1 kemarin, menunggu hasil,” ujar Rino, staf ahli Wakil Rektor II, Sabtu (02/01).

Perpanjangan ini dilakukan hingga 16 Januari 2021. Sesuai dengan surat edaran yang telah beredar, bukan hanya kegiatan perkuliahan saja yang dihentikan sementara. Kegiatan surat menyurat juga dihentikan sementara dan dilakukan secara daring. Bagi mahasiswa yang telah melaksanakan sidang akhir skripsi dan ingin meminta surat keterangan lulus (SKL) dapat dilakukan melalui daring. Pihak staf ahli wakil rektor akan melakukan koordinasi dengan bagian akademik untuk mempercepat proses pengeluaran SKL.

Bukan hanya kegiatan perkuliahan saja yang mengalami lockdown, hal ini juga berdampak pada jadwal wisuda secara tatap muka yang telah ada. Rektor saat ini mengambil keputusan wisuda tatap muka sementara ini akan ditangguhkan terlebih dahulu. Keputusan selanjutnya akan diambil setelah melihat kondisi kasus covid 19 di Karawang dan nasional mengalami penurunan atau peningkatan. “Iya, kemungkinan wisuda tatap muka akan ditangguhkan. Nanti itu akan diputuskan oleh ibu rektor, arahan beliau kemaren baru sebatas penangguhan wisuda,” ujarnya.

Saat ini hanya terdapat aktivitas renovasi gedung opon saja di dalam universitas. Para pekerjanya pun telah menerapkan protokol kesehatan dan tetap menjaga jarak saat bekerja. Resiko terpapar Covid-19 dari aktivitas ini sangat rendah, hal ini disebabkan karena tidak adanya komunikasi antar pekerja saat beraktivitas. “secara umum risikonya rendah dan juga jarang berinteraksi dengan civitas akademik, karena sibuk bekerja,” ujarnya.

Adanya hal ini mahasiswa berusaha menerima keputusan dari pihak universitas. Namun ia juga mengalami hambatan dengan adanya sistem lockdown ini. Kegiatan bimbingan skripsi saat ini dilakukan melalui daring dan hal ini cukup memberatkan bagi mahasiswa. Ujian akhir semester pun saat ini dilakukan melalui daring. “Sebenarnya cukup terganggu sih, terutama saya kan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi, jadi untuk bimbingan itu sebenarnya lebih baik jika bisa bertatap muka langsung dengan Dospem, tapi karena penghentian aktivitas dikampus diperpanjang jadi harus bimbingan secara daring. Tapi di sisi lain karena penghentian aktivitas sementara juga ini untuk kebaikan bersama, jadi yaa terima saja,” kata Ahmad Nur Arifin, mahasiswa Unsika. (cr6)

Related Articles

Back to top button