GERBANG SEKOLAH

Kecewa Belajar Tatap Muka Batal

SENAM PAGI: Sejumlah siswa senam pagi di halaman rumah sebelum belajar saat belajar daring.

KARAWANG, RAKA- Pemda Karawang sudah memutuskan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya akan digelar di semester dua ini batal digelar. Keputusan ini dibuat berdasarkan kondisi Karawang saat ini yang masih berada di zona merah.

Sejak munculnya kasus Covid-19 di awal 2020 lalu siswa belajar di rumah, bahkan ujian nasional (UN) pun sampai harus dibatalkan. Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021 belajar online masih dilanjutkan. Asa untuk kembali memulai PTM sempat diwacanakan pada semester dua ini, namun nyatakanya keinginan tersebut harus pupus setelah Pemda Karawang mengumumkan jika belajar daring tetap dilanjutkan. “Kecewa sih. Selama ini anak-anak sudah sangat ingin belajar lagi di sekolah. Jenuh belajar terus di rumah dan pembelajaran tidak efektif,” kata salah seorang wali murid, Anwar (49), Selasa (6/1).

Dia memahami jika saat ini Karawang masuk dalam zona merah. Tapi, seharusnya ada formulasi khusus yang bisa dilakukan agar pembelajaran di sekolah bisa dilaksanakan. Entah itu dengan pengaturan jam belajar, jumlah siswa yang datang ke sekolah diatur hingga penerapan protokol kesehatan yang ketat. “Apakah tidak ada solusi lain selain belajar daring? Kasihan anak-anak belajar tidak efektif, ini yang mesti dipertimbangkan juga,” paparnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana mengatakan, kondisi Karawang yang sudah siaga satu Covid-19, membuat pemerintah daerah tidak berani mengambil resiko untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar di sekolah, sampai waktu yang belum dapat dipastikan.
“Untuk belajar tatap muka sepertinya akan kita undur, karena kami melihat Karawang masih zona merah,” katanya kepada Radar Karawang.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Asep Junaedi mengatakan, keputusan pembelajaran tatap muka menunggu lagi bulan berikutnya, sehingga usai libur semester ini, sekolah di Karawang masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Di sisi lain, dia menyebut efektivitas pembelajaran jarak jauh tersebut hanya 30 persen. “Kita mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa, pendidik maupun orangtua. Sehingga (pemkab) mengambil keputusan untuk tidak dilakukan pembelajaran tatap muka,” ungkapnya. (asy/mra)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button