Nelayan Kesulitan Cari Rajungan

MELAUT : Nelayan siap melaut untuk mencari ikan. Di pantai utara Karawang yang biasanya banyak rajungan kini mulai sulit didapat.
CILAMAYA KULON, RAKA – Angin barat yang dinantikan para nelayan untuk memanen rajungan tak seperti yang diharapkan. Hasil tangkapan mereka merosot tajam. Para nelayan mengklaim, kurangnya hasil tangkapan nelayan ini akibat belum stabilnya air laut pasca ditimpa bencana kebocoran minyak.
“Biasanya kalau musim angin barat seperti sekarang ini, di awal tahun bulan satu, rajungan lagi banyak-banyaknya. 10-20 kg rajungan pasti saya bisa bawa pulang,” kata salahsatu nelayan, Soleh di atas perahu yang sedang ia siapkan untuk melaut.
Namun saat ini, untuk mendapatkan 1 kg rajungan saja bukan perkara mudah bagi para nelayan. Bahkan tak jarang para nelayan rajungan ini membawa tangan hampa saat pulang ke rumah.
Maka tak heran jika bank emok dan bank keliling merajalela di Pasirputih.
Soleh juga menyebutkan, bagi nelayan tradisional seperti dirinya, bisa menikmati makanan sehari-hari juga sudah bersyukur.
Itu ia sebutkan karena susahnya mencari nafkah sebagai seorang nelayan. “Sekarang mah paling 1-3 kg rajungan saja sekali melaut, kadang besoknya gak dapet sama sekali. Sementara solar sama kebutuhan lain mah kan tetep harus di penuhi,” ketusnya.
Dengan harga jual sekitar Rp55-65 ribu/kg rajungan, memang dikisaran harga normal. Yang jadi masalah, rajungannya ini jarang sekali didapat. Maka dari itu tak sebanding dengan upaya dan modal yang mereka keluarkan. Kata Soleh, untuk membeli solarnya saja sudah tidak cukup, belum lagi perihal perawatan yang harus ia penuhi setiap 10 hari sekali.
Saat ini Soleh hanya bisa berharap perhatian pemerintah saja agar mengupayakan bantuan atau ganti rugi kebocoran oil spill kepada para nelayan supaya bisa segera di terima. “Baru nerima sekali sih, Rp1,8 juta, katanya mau turun lagi. Tapi gak tau kapan?” tanyanya. (rok)