Uncategorized

Corona, Guru Dituntut Serba Bisa

KONPERS : Plt Koorwilcambidik Kecamatan Cilamaya Wetan, Musahar Maksum memberikan keterangan pers di ruangannya.

CILAMAYA WETAN, RAKA – Proses belajar mengajar dalam jaringan entah sampai kapan akan berakhir, terlebih wabah Covid-19 pun tak kunjung mereda. Padahal, tak sedikit masyarakat, bahkan para guru yang menyebutkan jika proses belajar online ini tidak efektif.

Kendatipun demikian, pemerintah pun memiliki alasan yang lebih tepat mengenai kebijakannya. Karena jika dipaksakan belajar tatap muka, jelas mengancam kesehatan siswa maupun guru-gurunya.

Seperti yang dikatakan Plt Koorwilcambidik Kecamatan Cilamaya Wetan, Musahar Maksum mengatakan, meskipun luring tidak berjalan di KBM semester genap kali ini, karena guru-guru harus tetap di sekolah dan siswa dari rumah, namun tak boleh mengurangi standar kompetensi yang dilakukan para guru selama mengajar via Daring.

Meninjau wakru memang sudah hampir satu pekan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) via Dalam Jaringan (Daring) tingkat SD kembali digelar di Karawang. Jika sebelumnya, guru-guru masih bisa mengantisipasi metode pengajaran lewat Luar Jaringan (Luring) secara berkelompok dari rumah ke rumah, status zona merah yang di sandang Karawang di tingkat Provinsi Jawa Barat kali ini, mengharuskan guru meniadakan Luring di semester genap ini.

Maka dari itu, baik kompetensi sosial maupun kompetensi kepribadian, figur guru harus tetap menjadi contoh bagi siswanya maupun bagi masyarakat. Sopan, beretika dan ramah kepada siswa dan masyarakat. “Entah sampai kapan sekolah daring ini diberlakukan, yang jelas Luring saja sekarang jangan dilakukan. Jadi guru tetap di sekolah, siswa dari rumah,” katanya.

Selain itu, guru juga harus profesional, dalam artian serba bisa dan siap pakai. Bukan saja saat kondisi normal, tetapi juga dalam situasi pandemi Covid-19 yang menuntut para guru mampu menguasai teknologi dan pedagogiknya. “Yang tak kalah penting adalah guru harus profesional alias serba bisa dan siap pakai dalam kondisi apapun,” katanya.

Terus, kata Musahar, meningkatkan profesionalisme dan penguasaan IT itu tugas guru dan orangtua siswa sekaligus pemerintahan. Bagaimana Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa maupun Lembaga lainnya, bertanggungjawab meyakinkan orangtua murid akan penguasaan teknologinya saat Luring seperti sekarang yang semakin sempit. Jangan sampai ada anak yang sudah tidak bisa menggunakan android, orangtuanya juga tidak pernah bisa, sehingga pesan pembelajaran ini akan macet tersampaikan. “Oleh karena itu, penguasaan IT ini harus jadi tugas bersama,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button