Adrenalin Ketua BPD Kiarapayung Diuji

MENJEMPUT PASIEN CORONA: Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kiarapayung Adis (kanan) mengenakan alat pelindung diri saat menjemput pasien corona.
KLARI, RAKA – Menjadi sopir ambulans bukan pekerjaan mudah. Mereka harus lihai berkendara, mampu mengatur kecepatan, dan wajib membuat nyaman pasien selama dalam perjalanan. Namun, apa jadinya jika yang mengendarai ambulans bukan sopir sesungguhnya. Melainkan orang yang diperbantukan. Pasti menguji kemampuan dan mental, apalagi yang dibawanya adalah pasien corona.
Itu dialami oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kiarapayung Adis. Selain mengurusi persoalan desa, dia merangkap sebagai sopir ambulans dadakan. Ini dilakukan karena banyaknya pasien corona yang harus dibawa ke rumah sakit. “Yang satu sembuh, terus ada lagi yang sakit, jadi tidak ada putusnya,” ucap Adis kepada Radar Karawang.
Ia menambahkan, meski posisi dirinya sebagai ketua BPD di Kiarapayung, kini ia juga bertugas sebagai sopir ambulans desa, yang ditugaskan menjemput warga yang dinyatakan Covid-19. “Apalagi wilayah kita memang ada beberapa perusahaan, dengan cepat dan sigap kita meluncur langsung bawa mobil ambulans,” tambahnya.
Ia mengaku, saat melakukan penjemputan hanya menggunakan pakaian seadanya, meski hal itu menimbulkan rasa takut pada dirinya, rupanya tidak menghalangi semangatnya membantu para pasien corona. “Pokoknya dengan APD seadanya kita terus meluncur melakukan penjemputan,” tuturnya.
Masih dikatakannya, menjadi sopir ambulans memiliki kesan tersendiri, apalagi saat membawa pasien Corona yang memiliki riwayat penyakit jantung. “Kalau cara berkendara sih kita sesuaikan saja seperti rumah sakit pada umumnya, yang pasti ini menguji adrenalin kita, ini sebuah fenomena yang memang banyak memberikan pelajaran hidup untuk kita,” pungkasnya. (mal)