Rukmini, wakil kepala SMPN 2 Telukjambe
Kehadiran di Bawah 80 Persen Ditoleransi
KARAWANG, RAKA – Kehadiran siswa selama masa pandemi Covid-19 tidak menjadi faktor utama sebagai indikator kelulusan. Selama masa pandemi covid 19 di Kabupaten Karawang berdampak pada segi akademik.
Hal ini terbukti dengan adanya sedikit perubahan dalam indikator kelulusan bagi siswa tingkat akhir. Pada awalnya terdapat salah satu indikator yang sangat berpengaruh yakni dalam segi kehadiran siswa. Sebelum pandemi kehadiran siswa berpengaruh sebesar 80 persen sebagai syarat kelulusan. “Kalau untuk kelulusan kelas 9 tahun ini gak jauh beda dengan tahun kemarin, kehadiran sekarang berbeda ya dengan sebelumnya ya. Normal kan sebesar 80 persen,” ujar Rukmini, wakil kepala Sekolah SMPN 2 Telukjambe, Kamis (28/1).
Kehadiran tidak begitu berpengaruh disebabkan karena pembelajaran dilakukan secara daring. Setiap guru telah menyediakan absen saat proses pembelajaran daring. Aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran daring terdapat tiga yakni Google Meet, Telegram, serta Whatsapp. Terdapat grup setiap kelas bagi ke efektifas sistem pembelajaran daring.
Saat siswa tidak mengikuti pembelajaran daring sebanyak lima kali maka akan dilakukan teguran. Teguran tersebut akan disampaikan langsung kepada pihak orang tua siswa. Kemudian siswa yang tidak mengikuti daring, pihak guru akan langsung memberikan tugas sebagai pengganti daftar kehadiran. “Pihak sekolah telah memiliki data nomor telepon seluruh orang tua siswa,” paparnya.
Siswa yang masih memiliki data kehadiran masih kosong hingga kelulusan, maka guru akan langsung memberikan tugas. Hal tersebut sebagai syarat bagi siswa agar dapat mengambil surat keterangan lulus dari sekolah. Selain kehadiran, indikator lainnya yakni keterangan tidak menggunakan narkoba. Surat keterangan ini dikeluarkan langsung oleh pihak sekolah. “Sekolah mendapatkan data dari guru bimbingan konseling. Kemudian indikator lainnya yakni siswa tidak memiliki tunggakan nilai yang belum dituntaskan,” pungkasnya. (cr6)
