MWC NU Banyusari Garap Ekonomi Kreatif dan UMKM

RAPAT : Suasana rapat MWC NU Banyusari membahas pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM.
BANYUSARI, RAKA – Ekonomi Kreatif dan UMKM di Karawang terbilang cukup banyak. Hal itu, nampak dari tingginya pemohon Bantuan Presiden (Banpres) penanggulangan Covid-19 sebagai stimulan bagi para pelaku Ekraf dan UMKM di tengah Pandemi yang mencapai puluhan ribu.
Sadar akan potensi itu, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Banyusari, mendorong tumbuh kembang Ekraf dan UMKM melalui edukasi legalitas, kemasan, pemasaran hingga permodalan kepada para peserta dari sejumlah Badan Otonom NU dan menghadirkan Kabid PUM Dinas Koperasi dan UMKM Karawang di Kampung Jungklang, Desa Pamekaran Kecamatan Banyusari.
Muhaemin, ketua panitia acara mengatakan, dalam upaya mendukung gerakan ekonomi kerakyatan nasional melalui UMKM ini, MWC NU Banyusari membuka edukasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan UMKM antara lain, memperkenalkan legalitas, kemasan, marketing hingga permodalan.
Khusus untuk produk UMK NU, edukasi tersebut diharapkan memberi wawasan yang dapat akan dimanfaatkan dalam persaingan pasar kekinian. “MWC NU kini hadir untuk ekonomi kerakyatan masyarakat. Eksistensi ini tentunya tidak rugi, juga tidak merugikan,” jelas Muhaemin.
Sementara itu, Ketua Tanfidziah MWC NU Banyusari, Umar Jihad mengatakan, melalui kegiatan ini, diharapkan semua peserta yang sedikitnya ada 30 UKM, Muslimat NU serta Banom di Kecamatan ini, harus siap hadirkan produk-produk Ekraf dari warga Nahdliyin yang akses pasarnya bisa masuk di pasar modern dan memiliki daya saing.
Karena selama ini, pelaku usaha masih minim wawasan, baik terkait akses dan proses legalitas, pemasaran termasuk permodalannya. Namun, potensi yang sudah ada ini, diharapkan bisa terus kita dorong agar melahirkan produk-produk UKM dam Ekraf yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat, khususnya warga NU. “Potensi di kita ini cukup besar. Jadi, lewat pemaparan dari Dinas itu, menjadi terbuka wawasannya bahwa UKM tidak boleh berdiam diri, tapi harus memiliki akses yang berdaya saing,” ungkapnya. (rok)