Bertaruh Nyawa Demi Pasokan Listrik
KARAWANG, RAKA – Jlep…Pasokan listrik di Kampung Poponcol, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, tiba-tiba mati seiring genangan dari luapan air Sungai Citarum meninggi. Terhentinya pasokan listrik membuat warga Poponcol lega. Satu dari seabrek kekhawatiran saat banjir melanda sudah teratasi. Mereka tidak lagi was-was menerabas banjir saat hendak ke lokasi pengungsian. “Alhamdulillah, saat air mulai tinggi, aliran listrik diputus. PLN kerja cepat dan tanggap,” ungkap Diki Setiadi (24) warga Poponcol mengenang situasi banjir yang terjadi Jumat (19/2) kepada Radar Karawang, kemarin.
Sesaat setelah air mulai surut, lanjut Ade, pasokan listrik kembali normal. Mereka bisa kembali menikmati fasilitas semisal mencas handphone, maupun menyalakan kipas angin agar lantai yang baru dipel cepat kering. “Kami tidak harus menunggu lama, listrik kembali nyala setelah air surut,” ujarnya.
Di balik pasokan listrik yang dinikmati masyarakat tersebut, ada perjuangan luar biasa yang dilakukan oleh para petugas PLN. Mereka rela meninggalkan keluarga, menerabas genangan air, melawan rasa dingin, menghadapi risiko terpapar corona, hingga bertaruh nyawa saat mengatasi berbagai gangguan jaringan listrik ketika situasi sedang banjir. “Yang penting masyarakat bisa terlayani dengan baik. Pasokan listrik aman, kami senang,” ungkap Ade, teknisi PLN ULP Karawang Kota.
Koordinator Unit Pelayanan Pelanggan PLN Karawang Sutrisno mengatakan, tim pemeliharaan PLN selalu bekerja maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Meski dalam melakukan pekerjaannya memiliki risiko yang tinggi, seperti tersengat arus listrik. “Dalam melakukan pekerjaannya, mereka memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya sebuah insiden, yang bisa mengakibatkan kematian atau cacat seumur hidup. Namun, mereka bekerja dengan ikhlas dan selalu patuh pada setiap perintah dari atasan mereka,” katanya.
Sutrisno menjelaskan, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, jadwal pengaduan pun tidak terbatas. Bahkan 1×24 jam tim melakukan pemeriksaan ke warga ketika ada pengaduan. “Jadwal kami tidak terhingga meskipun malam dan di hari-hari besar seperti lebaran,” pungkasnya.
Apa yang dikatakan Sutrisno terbukti, saat peristiwa banjir melanda Karawang, PLN bergerak cepat memulihkan listrik, dengan memperbaiki gardu induk Tegalherang, Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur, yang saat itu sempat terendam. Para petugas PLN membersihkan panel di ruang kontrol gardu induk agar bisa berfungsi kembali. Padahal, untuk menuju lokasi gardu induk, mereka harus melalui jalanan yang masih terendam banjir. Bahkan, switchyard gardu induk juga masih tergenang. Alhasil, setelah melakukan perbaikan di gardu induk, tidak berapa lama kemudian, pasokan listrik kembali normal. “PLN terus meningkatkan kesiagaannya. Dan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bisa mencegah, mengantisipasi dan mengatasi musibah ini,” ungkap Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PLN Haryanto WS.
Miliki Pasukan Khusus
PLN memiliki tim khusus pemeliharaan listrik bertegangan tinggi yang disebut Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Tinggi Minimal (PDKB-TM) 20 kilovolt. Tim ini bekerja tanpa memadamkan arus listrik. “PDKB-TM ini tim khususnya PLN. Tugas mereka melakukan pemeliharan listrik bertegangan tinggi. Selain perluasan jaringan maupun rekonfigurasi jaringan listrik 20 kV (20.000 Volt) dalam keadaan bertegangan,” ucap Sutrisno.
Pasukan khususnya PLN ini, ucap Sutrisno sangat terlatih melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian isolator, konduktor maupun komponen lainnya pada jaringan listrik. Pasukan tersebut melakukannya tanpa memadamkan aliran listrik atau dikenal dengan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Dikatakan Sutrisno, sejak 1995 hingga saat ini tim PDKB-TM PLN di Jabar telah menggunakan metode berjarak berjumlah 15 tim. Sedangkan untuk metode sentuh langsung PDKB-TM PLN di Jabar baru membentuk satu regu dengan jumlah personel 6 orang, terdiri dari kepala regu dan empat orang linesman. Personel PDKB-TM sentuh langsung merupakan pegawai PLN yang sudah berkompeten dalam bidang PDKB-TM metode berjarak.
Selain itu, ungkap Sutrisno, tim tersebut dibekali tambahan pendidikan PDKB sentuh langsung selama kurang lebih dua bulan dan melakukan OJT (On The Job Training) selama satu bulan. “Keunggulan dari PDKB-TM sentuh langsung dalam hal waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat tiga kali lipat dari metode berjarak, karena menggunakan mobil khusus yang dirancang hingga tahan tegangan sebesar 100 kilovolt,” terangnya. (psn)