Sebulan, Omzet Pengusaha Gerabah Rp60 Juta

CEK PRODUK : Pengusaha gerabah keramik Asep Supriatna mengecek produk gerabah yang akan dipasarkan ke berbagai daerah.
PURWAKARTA,RAKA – Berbekal tekun dan ulet Asep Supriatna merintis usaha gerabah keramik Plered. Pemuda berusia 43 tahun itu kini sukses menjadi pengusaha keramik berbahan dasar tanah liat di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta dengan omzet puluhan juta per bulan.
Akan tetapi, jauh sebelum berada di titik kesuksesan, ia mengaku pernah bekerja di saudaranya membuat keramik. Di sana banyak hal yang didapat hingga pada akhirnya memutuskan untuk mendirikan industri sendiri. “Berkeinginan memiliki pabrik sendiri sudah ada sejak kecil. Mulai memutuskan terjun langsung sekitar 2009, diawali dengan menjajakkan kerajinan hasil sendiri di toko orang tua,” ujarnya.
Sejak itu, kata dia, memiliki penghasilan dari hasil penjualan ditambah uang tabungan selama bekerja menjadi modal utama untuk merintis usaha. “Pemasaran saya langsung menentukan pasar menengah,” kata Asep.
Kunci utama terjun ke dalam usaha ini, lanjut dia, adalah kreatif dan inovatif terutama dalam segi bentuk atau desain keramik itu sendiri. “Kalau lagi ramai pot bunga, maka kita dituntut kreatif membuat motif-motif atau corak baru, sehingga mampu menarik para konsumen,” ujar dia.
Seiring berjalannya waktu, usaha keramik milik Asep semakin berkembang karena mampu menarik para konsumen dari berbagai daerah. “Pengiriman pertama ke luar kota itu ke Bogor,” ujar dia.
Kini, Asep memiliki omzet Rp60 sampai Rp70 juta per bulan dari hasil penjualan keramik di antaranya pot bunga dan celengan dengan harga beragam tergantung ukuran. “Yah beragam, misal pot bunga ukuran 1 meter Rp1,5 juta dan paling kecil ukuran 7 sentimeter Rp2.000,” ujar dia.
Sementara disinggung apakah adanya wabah berpengaruh pada omzet jualan dirinya pun tidak menampik. Hanya saja dirinya mengaku masih ada pasar lokal yang kerap memesan prodak hasil miliknya. (gan)