Ansor Karawang, Impor Beras Rugikan Petani
GAGAL PANEN : Kondisi areal pesawahan di Kecamatan Tirtamulya yang gagal panen akibat terendam banjir beberapa pekan lalu. Saat panen, harga gabah anjlok karena musim hujan dan kabar impor beras.
JATISARI, RAKA – Kebijakan rencana impor beras dinilai merugikan petani Karawang. Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Karawang Bidang Pertanian Nurhadi, Senin (22/3).
“Dampaknya sangat terasa, harga gabah anjlok, kita ketahui beberapa kecamatan di Karawang tengah memasuki masa panen,” ujar Nurhadi.
Dia menyampaikan, GP Ansor kompak menolak impor beras, mulai dari pimpinan pusat sampai daerah. Karena jelas merugikan petani.
GP Ansor mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana itu. “Kebijakan impor beras, sudah saatnya diakhiri karena selalu mengorbankan nasib petani. Di sisi lain selama ini petani sudah begitu bersabar menerima kebijakan pemerintah di sektor pertanian yang kadang tidak berpihak pada petani,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, data yang ia terima, harga gabah ada yang menyentuh Rp3000 per Kg, sedangkan yang kualitas bagus di angka Rp4.200 per Kg. Harga itu jelas tidak berpihak pada petani, apalagi dengan berbagai persoalan pertanian yang dihadapi petani selama menanam padi. “Mulai masalah pupuk yang kurang, sampai hama yang menyerang membuat petani semakin terjepit,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, stok beras nasional hingga Mei 2021 diperkirakan mencapai 24,90 juta ton dan didorong hasil panen raya selama Maret-April. Sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,3 juta ton. “Jika kebijakan impor beras ditujukan sebagai bagian dari operasi pasar untuk menyeimbangkan harga beras, keefektifannya pun patut diragukan. Sebab momentumnya menjelang panen raya,” katanya.
Sementara petani Jatisari Yono menyampaikan, harga gabah saat ini anjlok, yang jelek atau rebah bisa di angka Rp3.000 per kg, sedangkan yang super atau yang paling bagus paling di angka Rp4.200 – 4.300 per kg. “Yang paling utama karena musim hujan, terus ada juga karena ramai kabar soal impor beras,” ujarnya.
Dia berharap, pemerintah bisa membantu meningkatkan harga gabah, dengan demikian kesejahteraan petani bisa dirasakan. Karena sesungguhnya petani orang yang paling menentukan nasib generasi bangsa dengan konsisten menggarap sektor pangan. “Kita perjuang di sektor pangan, harusnya lebih diperhatikan,” ujar Yono seraya menyampaikan jika sektor pangan lemah, negara juga bisa lemah. (zie)