SIAP PANEN: Pemkab rencanakan panen raya dalam waktu dekat ini. (ilustrasi)
KARAWANG, RAKA – Di tengah wacana impor beras, Jumat (2/4) mendatang, Karawang akan melaksanakan panen raya, bahkan rencananya Kementerian Pertanian (Kementan).
Adanya panen raya ini dinilai dapat membantu persediaan beras di pasar. “Memang ada rencana pada tanggal 2 besok menteri pertanian datang ke sini buat panen raya,” ujar Hanafi, kepala Dinas Pertanian pada Selasa (30/3).
Setelah dilaksanakan panen raya, hasilnya tidak diperbolehkan disalurkan ke pasar terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar harga beras tidak terlalu turun. Beras akan disalurkan ke pasar saat harga sudah mulai tinggi. Saat barang banyak tersedia di pasar maka harga pun akan ikut menurun. Beras akan disalurkan ke pasar saat harga sudah menaik. Pihak dinas pertanian menginginkan agar masyarakat tidak membeli beras ekspor. Hal tersebut berfungsi agar produk beras dalam negeri pun masih terus produksi. Selain itu ia pun mengharapkan agar harga beras tetap stabil dalam kondisi apapun.
Ia telah menyediakan solusi untuk mengatasi harga. Salah satunya yakni menyediakan pengering untuk mengeringkan gabah. Penurunan harga disebabkan oleh kualitas gabah yang menurun. Saat kualitas menurun, maka pihak Bulog tidak ingin membeli. “Misalnya pada saat musim hujan disediakan driyer yang banyak,” paparnya.
Terpisah, salah seorang petani asal Tirtamulya, Abdul (42) mengeluhkan harga gabah yang rendah. Padahal, melihat hasil panen, padi tumbuh dengan bagus namun harga gabahnya masih rendah. “Tidak kuat (harga) sampai 40. Kalau terus seperti ini usaha kita keberatan dan tidak dapat untung,” terangnya.
Menurutnya, biaya bertani tidaklah murah. Petani harus beli obat padi dimulai sejak masa tanam. Belum lagi bayar buruh tani dan biaya lainnya. Dia meminta agar pemerintah mengatasi harga gabah yang murah. “Boro-boro untung, harga gabahnya ditawar kecil oleh pengepul. Harus diatasi persoalan ini, supaya petani dapat harga yang pantas,” pintanya. (cr6/asy)
