KARAWANG, RAKA – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 yang terjadi di Sukabumi, getarannya terasa hingga berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk Kabupaten Karawang.
Nizar Ulumuddin, warga Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, misalnya. Dia merasakan getaran gempa saat sedang menonton film di CGV Mal Cikampek, Selasa (27/4) sore. Saat itu, dia merasa kursi yang didudukinya bergoyang. “Terasa kursinya yang goyang-goyang tapi halus, gak begitu kencang. Awalnya ku kira bagian efek tambahan di studio ngikutin alur film. Tapi kan itu studio 2D, bukan 4D,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Menurutnya, efek gempa yang dirasakannya meski tidak terlalu kuat namun cukup lama. “Kurang lebih 20 detik, gak tahu pastinya, lumayan lama terasanya,” ujarnya. Ia melanjutkan, dia benar-benar yakin apa yang dirasakannya adalah gempa setelah melihat sosial media. “Pas beres film, ngecek sosmed ternyata benar gempa. Lumaya kaget,” tuturnya.
Namun, kata Nizar, tidak semua orang yang dia kenal merasakan gempa. Menurutnya, itu karena saat terjadi gempa di Sukabumi, dia berada di lantai tiga gedung mal. “Tanya teman-teman di WA tapi pada gak ngerasa. Mungkin karena aku di gedung mal lantai tiga, jadi lebih terasa,” katanya.
Mendapat pengalaman getaran gempa saat nonton film di bioskop, Nizar merasa was-was jika kekuatan gempa ternyata lebih besar. Pasalnya, saat kejadian tidak ada petugas bioskop yang menyampaikan informasi gempa. “Tidak ada yang woro-woro evakuasi atau sekadar kasih tahu (ada gempa). Jadi benar-benar yakin itu gempa pas di luar studio,” katanya.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo mengatakan dalam rilisnya, bahwa episenter gempa atau pusat gempa bumi berada di koordinat 7,74 LS dan 106,92 BT. Lokasi tepatnya berada di laut berjarak 89 km arah selatan Kota Sukabumi, pada kedalaman 58 km.
Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, dengan melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa dangkal. Pemicu gempa Sukabumi ini adalah penyesaran atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia. Kendati pusat gempa bumi berada di Sukabumi, namun guncangan gempa ini dapat dirasakan di sejumlah wilayah, yakni hingga Tangerang dan Jakarta, dengan skala intensitas yang bervariasi. Guncangan dengan skala intensitas III MMI dirasakan di daerah Sukabumi, Rangkasbitung, Bayah, Cihara, Cilograng, Panggarangan, dan Bogor. Guncangan gempa dapat dirasakan warga seakan-akan seperti ada truk berlalu. Sedangkan guncangan gempa Sukabumi yang terasa hingga wilayah Tangerang Selatan, Jakarta dan Bandung, guncangan gempa terukur dengan skala intensitas II MMI.
Guncangan gempa dirasakan beberapa orang, benda-benda yang digantung tampak bergoyang. Lantas, mengapa guncangan gempa Sukabumi bisa terasa hingga Bandung dan Jakarta? Irwan Meilano, Pakar Gempa, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan bahwa guncangan gempa bumi tersebut disebabkan oleh faktor amplifikasi, yakni gelombang gempa yang diperkuat. “Jadi gelombang gempanya masuk ke dalam, lalu bertambah kuat karena ada faktor lokal. Misalnya ada sedimen yang sangat halus dan cukup tebal,” ungkap Irwan.
Lebih lanjut Irwan mengatakan, pada beberapa pengalaman gempa bumi di Indonesia. “Seperti gempa Jogja pada 2006 lalu, gempa bumi membuat banyak bangunan di Bantul mengalami kerusakan. Ini karena ada faktor sedimen, ada tanah lunak,” jelas Irwan. (psn)