Pisang Cavendish Ternyata Ditanam di Campaka

PISANG LOKAL: Pekerja menyuci pisang yang baru saja dipetik pada panen perdana pisang cavendish di Purwakarta, Senin (24/5). Banyak orang yang menyangka pisang jenis tersebut berasal dari luar negeri. Namun nyatanya, buah pisang asli nusantara. Bahkan kini perkebunannya terdapat di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Darangdan.
PURWAKARTA, RAKA – Pisang cavendish merupakan salah satu jenis pisang yang banyak tumbuh di Indonesia. Permintaannya pun cukup tinggi. Budidaya pisang cavendish pun tampaknya menjadi peluang bisnis yang menguntungkan saat ini.
Peluang bisnis itu ditangkap Cipta Agri Pratama, dengan menanam pohon jenis pisang yang juga dikenal dengan nama pisang ambon putih itu. “Jadi kalau kita lihat data yang dirilis Gunung Sewu Group ya itu market share buah-buahan itu data tahun 2016 yang angka totalnya mencapai 294,5 triliun itu datanya, kemudian dari 294,5 triliun itu, 17 persennya adalah pisang dan itu adalah yang paling besar,” ungkap Direktur Cipta Agri Pratama Rio Erlangga saat ditemui usai panen perdana pisang cavendish di Purwakarta, Senin (24/5).
Dia menambahkan, potensi untuk market lokalnya saja begitu besar belum terpenuhi apalagi ekspor dan juga industri. Di Purwakarta, pihaknya mengembangkan market untuk lokal, kemudian orientasi ekspor dan juga untuk industrinya. “Sehingga dari tiga kebutuhan ini itu angkanya cukup signifikan dan yang mengkorporasi untuk perkebunan buah ini masih sedikit, dan masih kurang untuk kita bisa penuhi kebutuhan pasar,” bebernya.
Untuk di Kabupaten Purwakarta, sambung dia, pihkanya sudah menanam pisang cavendish di dua wilayah yakni di Kecamatan Campaka dan Kecamatan Darangdan. “Di Kecamatan Darangdan kami tanam di lahan seluas 26 hektare dan di Kecamatan Campaka ada seluas kurang lebih 40 hektar. Selain itu, kami juga tengah melakukan pengembangan untuk di wilayah Kecamatan Jatiluhur,” ujarnya.
Rio menyebut, ada beberapa keunggulan dari pisang cavendish dibandingkan dengan pisang-pisang lainnya. Kelebihan pisang cavendish ini dari produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan pisang lainya. Kemudian kebutuhan yang diminati masyarakat paling tinggi nomor satunya pisang cavendish. “Kemudian juga untuk orientasi ekspor juga pisang cavendish dan untuk industri pun pake pisang cavendish. Jadi cakupannya sangat luas. Dibandingkan pisang lain, pisang cavendish banyak kelebihannya,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, ciri khas pisang ini juga memiliki rasa yang manis namun agak asam dan tekstur yang lunak. Selain itu, buahnya juga memiliki warna putih kekuningan. “Beberapa orang sempat mengira bahwa pisang yang memiliki karakter kulit tebal, bersih dan berwarna kuning cerah ini adalah pisang impor. Pisang cavendish bukanlah pisang impor. Pisang cavendish adalah 100 persen buah Nusantara,” jelasnya.
Rio juga menambahkan, program pengembangan pisang cavendish di Kabupaten Purwakarta ini akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani. “Untuk pekerja pihak kami juga memberdayakan para petani lokal. Jadi setiap daerah masyarakat yang ada sekitar yang kita ajak untuk dikembangkan,” pungkasnya. (gan)