Divaksin Dulu, BLT Kemudian
CEK TEKANAN DARAH: Seorang lansia penerima bantuan tunai langsung dana desa di Desa Mekajarya, Kecamatan Purwasari, sedang diperiksa tensi darah sebelum divaksin, kemudian menerima BLT, kemarin.
Cara Puskesmas Purwasari Jaring Lansia
PURWASARI, RAKA – Pemerintah Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari, kembali mendistribusikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan desa 2021 tahap dua. Kegiatan tersebut juga dimanfaatkan oleh UPTD Puskesmas Purwasari pada penjaringan lansia untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
Kepala Desa Mekarjaya Euis Suyeti mengatakan, pelaksanaan pendistribusian BLT dana desa dilakukan seperti biasa. Masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan uang tunai sebesar Rp300 ribu. “Alhamdulillah sudah masuk tahap dua untuk BLT dana desa ini,” ucapnya kepada Radar Karawang, Selasa (1/6).
Ia menambahkan, jumlah KPM BLT dana desa di wilayah Mekarjaya sebanyak 188 orang. Namun pada pelaksanan pembagian, pihak UPTD Puskesmas kerjasama dengan pemerintah desa untuk penjaringan Covid-19. Menurutnya, KPM BLT dana desa yang masuk lansia akan dilakukan vaksinasi. “Jadi teknisnya petugas kesehatan melakukan dulu vaksinasi, setelah itu warga akan antre untuk dibagikan BLT dana desa,” tambahnya.
Sementara itu, Kasubag TU UPTD Puskesmas Purwasari Dadan Haidir mengungkapkan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan target capaian pada penjaringan vaksinasi Covid-19 bagi lansia. Pada pelaksanaan pembagin BLT, pihaknya menargetkan 85 sampai 100 orang lansia terjaring melakukan Vaksinasi Covid-19. “Kita harus jemput bola, kita manfaatkan program pemerintah desa untuk memenuhi target capaian vaksinasi ini,” ungkapnya.
Masih dikatakannya, proses vaksinasi melalui beberapa pemeriksaan terlebih dahulu, mulai dari pendaftaran, cek gula darah sampai pada tahap vaksinasi. Beberapa lansia pun terpaksa tidak dilakukan vaksinasi karena tidak memenuhi syarat vaksinasi. “Alhamdulillah untuk di Desa Mekarjaya ini, banyak juga yang kita lakukan vaksinasi yang memang kondisinya sangat memungkinkan untuk dilakukan vaksinasi,” katanya.
Ia juga mengaku, kendala yang terjadi saat pelaksanaan vaksinasi yaitu minimnya jumlah tenaga kesehatan. Untuk bagian screening dan vaksinasi Covid-19 hanya berjumlah enam orang, diantaranya dua orang dokter dan empat orang perawat. “Harusnya jumlahnya ini bisa dua kali lipat dari yang ada saat ini, kalau bisa kita butuh tenaga medis tambahan, agar kinerja kita lebih efektif pada upaya penekanan penyebaran wabah Covid-19 melalui program vaksinasi ini,” pungkasnya. (mal)