Program Bertani Butuh Pelatih

PELATIH DILATIH: Untuk mendukung program Tatanen di Bale Atikan, PGRI kabupaten Purwakarta menggelar pelatihan untuk pelatih. Peserta pelatihan diambil dari berbagai kalangan yang diseleksi secara ketat. Nantinya, mereka akan melatih para tenaga pendidik untuk menjalankan program tersebut.
PGRI Siapkan Pelatih Tatanen di Bale Atikan
PURWAKARTA, RAKA – Program bertani di lembaga pendidikan alias Tatanen di Bale Atikan, tidak akan berjalan jika tidak disiapkan petunjuk teknisnya. Untuk menyukseskan program tersebut, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Purwakarta menggandeng Self Learning Institute (SLI) menggelar Pelatihan untuk Pelatih (PUP) Peningkatan Kompetensi Abad 21 berbasis Tatanen di Bale Atikan.
Kegiatan berlangsung dalam dua tahap. Gelombang pertama diselenggarakan mulai tanggal 31 Mei-6 Juni, sedangkan gelombang kedua diselenggarakan 7-12 juni 2021 di Bale Pancaniti Munjuljaya, Purwakarta.
Dalam keterangannya, Ketua PGRI Kabupaten Purwakarta Purwanto mengatakan, peserta pelatihan sebanyak 50 orang yang diperoleh dari hasil rekrutmen secara terbuka, yang berlangsung sangat ketat. Adapun latar belakang profesi para peserta pelatihan sangat beranekaragam mulai dari guru honor, wirausaha, pegiat lingkungan, mahasiswa, bahkan hingga dosen perguruan tinggi.
Menurutnya, para peserta juga memiliki latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari lulusan SMA hingga doktor pendidikan. Para peserta pelatihan yang dinyatakan lulus seleksi dan telah mengikuti pelatihan akan mendapatkan lisensi berupa sertifikat sebagai tenaga pelatih profesional pada program Tatanen di Bale Atikan.
“Dengan demikian para pemegang sertifikat tersebut dapat diundang menjadi narasumber/pelatih dalam berbagai pelatihan program Tatanen di Bale Atikan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan se Kabupaten Purwakarta,” kata Purwanto, Senin (7/5).
Menurutnya, PGRI Purwakarta akan terus berupaya meningkatkan kompetensi para guru termasuk guru honor sebagai upaya menyiapkan pembelajaran yang bermutu dan bermakna. Kompetensi pembelajaran abad 21 sangat relevan dengan program tatanen di bale atikan yang berorientasi pada peserta didik.
Selain itu, tim pengembang sekolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta juga telah berhasil merumuskan pedoman yang menjabarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagaimana menjadi kebijakan Kemendikbud yang dikenal dengan istilah HOTS (higher order thinking skills) ke dalam sistem berfikir Pancaniti (niti harti, niti surti, niti bukti, niti bakti, niti sajati) yang menjadi tuntutan kompetensi dalam program tatanen di bale atikan.
Dia berharap, seluruh guru di Purwakarta kedepan mampu mendesain pembelajaran yang membawa siswa pada pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan dalam kurikulum nasional dengan basis materi ajar Tatanen di bale atikan.
Direktur Self Learning Institute (SLI) Mochammad Irvan Evrizal mengatakan, materi pelatihan untuk kegiatan PUP kali ini terdiri dari materi konsep dasar Program Tatanen di Bale Atikan, desain pembelajaran Tatanen di Bale Atikan berbasis pancaniti, serta materi dan teknis Pengelolaan lingkungan sekolah berbasis prinsip permakultur.
“Dengan pelatihan ini para peserta diharapkan tidak hanya sekedar menguasai teori dan materi pelatihan saja, tetapi juga memiliki keterampilan teknis yang sangat dibutuhkan untuk membantu menyusun design pengelolaan lingkungan sekolah berbasis permakultur,” katanya.
Tatanen di Bale Atikan merupakan salah satu program Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Program tersbut merupakan bagian dari penanaman pendidikan karakter, yang tujuannya menyiapkan peserta didik yang mampu mengenali dirinya, mengenali sesamanya dan mengenali lingkungan alamnya. (gan)