Penanggulangan Sampah ala Ciserang

PURWAKARTA, RAKA – Beragam cara dilakukan masyarakat dalam mengurangi tumpukan sampah di lingkungan. Warga Kampung Ciserang RW 01 Desa Gandamekar, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, membakar sampah melalui tempat obong sampah (TOS) yang terbuat dari limbah drum bekas.
Cara ini diyakini dapat menyelesaikan persoalan sampah rumah tangga seperti plastik, kertas dan sampah basah. Pembakaran melalui metode TOS juga diklaim dapat mengurai sampah dengan jumlah banyak dalam waktu singkat.
Ketua RW 01 Desa Gandamekar Heru Kurniawan mengatakan, pembakaran melalui media TOS tumpukan sampah jadi mudah terbakar dan sangat aman dibanding membakar sampah berserakan tanpa tong. Selain itu, alat pembakaran ini juga mudah dibawa dan tidak memakan tempat sehingga memudahkan dalam pembakaran sampah. “Tujuanya sih sederhana, sampah mudah terurai dan pembakaran lebih aman dibanding tidak menggunakan tong sampah,” ujarnya, Selasa (8/6)
Dia pun menjelaskan, teknis pembakaran sampah menggunakan TOS tidak menggunakan kayu, melainkan oli bekas dicampur air untuk menghasilkan api. Oli dan air ini disimpan paling bawah. Kemudian di atasnya terdapat penampung air untuk menghasilkan uap bakar sampah di dalam TOS yang berada pada bagian atas.
Sementara TOS sendiri terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama bagian bawah untuk menampung abu pembakaran. Ruang kedua atau tengah berlapis bahan alumunium untuk menampung sampah. Sementara ruang paling atas berfungsi untuk menahan suhu panas agar tidak langsung keluar lewat cerobong asap. Sementara cerobong asap berfungsi untuk menyetabilkan suhu panas. “Sampah dimasukkan melalui bagian atas. TOS ini memiliki tinggi 2 meter dengan diameter bulatan 50 sentimeter yang mampu membakar 4 kuiintal sampah,” kata Heru.
Ke depan, lanjut dia, TOS akan diperbanyak agar penguraian sampah lebih cepat sehingga tidak menimbulkan tumpukan sampah di lingkungan. “Sejauh ini di desa kami belum ada TPS, sehingga bermunculan TPS liar. Ke depan akan dipusatkan satu TPS dan TOS akan ditambah,” ujarnya. (gan)