HEADLINEKARAWANG

Cerita Pegawai Pemulasaraan Jenazah Pasien Covid-19

Personil Kurang, Sempat Makamkan 16 Jenazah Sehari

KARAWANG, RAKA – Dua bulan terakhir angka kematian pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Karawang mengalami peningkatan. Akibatnya pegawai pemulasaraan jenazah di rumah sakit tersebut sampai kewalahan. Tercatat pada bulan Juni kemarin pasien yang meninggal dunia di RSUD Karawang sebanyak 169 orang. Bulan sebelumnya hanya 19 orang, dan untuk bulan Juli yang sudah tercatat tertanggal 13 sebanyak 167 orang. Lonjakan angka kematian dua bulan ini berbanding jauh dari sebelumnya, tapi pegawai pemulasaraan jenazah hanya enam orang ditambah satu orang kepala instalasi forensik dan pemulasaraan.

Jumlah yang mengurusi jenazah Covid-19 dengan angka kematian setiap harinya ini dianggap tidak berbanding, pasalnya dari enam pegawai tersebut lima diantaranya diberlakukan sistem shif artinya satu shift hanya dua orang untuk pemulasaraan jenazah. “Setiap hari ada saja yang meninggal, bahkan sempat satu hari 16 orang yang meninggal dunia,” kata Sri Karningsih Mustikawati, kepada Radar Karawang di ruangan instalasi forensik dan pemulasaraan, Selasa (13/7).

Pegawai yang mengurusi jenazah Covid-19 di RSUD Karawang berharap penambahan pegawai atau relawan untuk bertugas di tempat pemulasaraan jenazah. Dwi Prasetya mengaku sempat kewalahan lantaran harus mengurusi jenazah Covid-19, bahakan kerap mengalami sakit pinggang karena keseringan memanggul peti jenazah. Tapi pihaknya tetap bertanggungjawab dalam mengemban tugasnya itu. “Malam juga pernah ngurusin pasien Covid-19 yang meninggal dunia, kadang jam dua, jam tiga bahkan sampai pagi. Soalnya mau gak mau namanya tugas,” katanya.

Tidak hanya kekurangan pegawai pemulasaraan, tapi pernah juga kekurungan peti jenazah lantaran saat ini di rumah sakit mana pun terjadi lonjakan angka kematian pasien Covid-19. Kepala Instalasi Forensik dan Pemulasaraan Liya Suwarni mengakui dengan sempat terjadinya keterlambatan pengiriman peti mati, dan hal itu juga yang membuat masyarakat sempat komplain atas keterlambatan pengiriman jenazah. “Iya kekurangan peti juga, karena kan ini peti dikirimnya sedikit, kadang jumlah kematian enam sedangkan persediaan peti ada empat. Jadi nanti yang dua nunggu dulu, nah yang nunggu ini kadang dikomplain masyarakat, padahal kita lagi nunggu pasokan peti,” katanya.

Kepala Instalasi Forensik dan Pemulasaraan berharap juga ada penambahan pegawai untuk pemulasaraan. Bahkan kata Liya pihaknya juga sudah mengajukan dan atasannya pun sudah minta untuk relawan pemulasaraan, namun sampai sekarang belum ada yang minat.
“Nantinya relawan juga kita latih dulu, jangan sampai relawan jadi penyebar virus berikutnya,” pungkasnya (mra).

Related Articles

Back to top button