HEADLINEKARAWANG

Tidak Masuk Listrik, Sulit Air Bersih

AMBIL AIR: Salah seorang warga mengambil air di sungai yang hampir kering. Air ini akan digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, mulai dari mandi hingga mencuci pakaian.

17 Kepala Keluarga Tinggal di Kampung Terisolir

KARAWANG, RAKA – Di tengah perkembangan Kabupaten Karawang, masih ada masyarakat yang tinggal di kampung terisolir di Dusun Pasir Bangkonong, Desa Mulangsari, Kecamatan Pangkalan.

Perjalanan yang ditempuh untuk dapat sampai di lokasi yakni selama satu jam dari arah kota. Akses jalan menuju kampung tersebut pun tidak ada satu pun jalan yang sudah dicor. Seluruh jalan masih tanah bahkan harus melewati tengah sawah dan pohon bambu. “Akses jalan di sini emang kayak gini, musim kemarau saja sudah susah dilewatin apalagi musim hujan,” ujar Meni (65), warga Dusun Pasir Bangkonong, Desa Mulangsari, Selasa (3/8).

Jalan akan terputus saat hujan dan terjadi banjir. Hanya ada satu jembatan yang terbuat dari bambu yang menjadi jembatan untuk dapat memasuki kampung tersebut. “Kalau banjir jembatan yang di dekat mata air itu bakal hanyut dan akses buat masuk ke sini gak bakal ada lagi,” tambahnya.

Selain jalan, ia pun mengeluhkan perihal air bersih. Demi memperoleh air bersih masyarakat di sana harus membeli air yang di masukkan ke dalam derijen. Selain itu masyarakat pun harus mengambil air dari mata air yang jaraknya cukup jauh dari rumah penduduk. “Setiap hari saya harus ambil air dari mata air yang di depan tadi kalau lagi pegel ya beli aja dari orang yang lewat sini,” sambungnya.

Keluhan selanjutnya yakni tidak adanya aliran listrik. Kalau malam, masyarakat menggunakan lilin sebagai penerang. “Listrik di sini gak ada juga, yang rumahnya ada listrik ya itu ada di depan di pinggir jalan. Nyambungin aliran listriknya kejauhan,” ungkapnya.

Di kampung tersebut hanya ada sekitar 17 kepala keluarga. Setiap kepala keluarga yang tinggal di sana tidak memiliki kamar mandi. Bagi kegiatan mandi, mencuci dan lain-lain harus dilakukan di sungai. “Gak ada WC satupun di sini mah, semua kegiatan MCK ya di sungai,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button