PURWAKARTA

Belajar Hanya Tiga Jam

BARU SEKOLAH LAGI: Setelah sekitar 1,5 tahun belajar secara virtual, siswa SMAN 1 Sukatani akhirnya merasakan belajar di ruangan sekolah. Meski hanya belajar tiga jam, namun mereka bisa bersosialisasi dengan sesama siswa dan guru.

SMAN 1 Sukatani Bentuk Satgas Covid-19

PURWAKARTA, RAKA – Seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Kabupaten Purwakarta, pembelajaran tatap muka secara terbatas sudah dimulai. Di Kecamatan Sukatani, para siswa SMAN 1 Sukatani sudah mengikuti belajar di sekolah. Mereka baru masuk bangku sekolah setelah sekitar 1,5 tahun belajar dari rumah.

Kepala SMAN 1 Sukatani Asep Sundu Mulyana mengatakan, pihaknya telah melakukan banyak persiapan agar pembelajaran tatap muka terbatas dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
Menurutnya, berbagi upaya dilakukan dalam pelaksanaan belajar tatap muka. Mulai dari guru, tenaga pendidikan dan peserta didik telah divaksin. Sekolah juga sudah memiliki sarana penunjang seperti wastafel di setiap tempat, Satgas Covid-19 tingkat sekolah dan memiliki jalur keluar-masuk bagi siswa yang diberi batas.

Dikatakannya, masalah protokol kesehatan sudah disiapkannya sebaik mungkin. “Sesi belajar pun sudah diatur dengan mengadakan pembelajaran dua sesi dengan masing-masing per kelas diisi oleh 18 siswa atau 50 persen kapasitas sesuai aturan,” ujar Asep Sundu, saat ditemui di SMAN 1 Sukatani, Selasa (21/9).

Bukan itu saja, durasi pembelajaran hanya 3 jam tanpa istirahat dengan diterapkan sekenario cara masuk kelas dan keluar kelas sesuai dengan SOP yang dibuat. “Makanya dalam satu hari siswa mendapatkan 3 sampai 4 mata pelajaran, dan siswa hanya sampai 10.30 saja di sekolah. Selebihnya mereka wajib langsung pulang ke rumah,” imbuhnya.

Dia menambahkan, sekolah pun membentuk Satgas Covid-19 yang terdiri dari siswa yang diwakili oleh anggota OSIS, serta guru. “Satgas Covid-19 ini yang siaga. Dari siswa yang akan mengingatkan teman-temannya untuk selalu menjaga prokes, guru yang selalu mengawasi anak-anak di sekolah,” lanjutnya.

Begitupun para peserta didik, melakukan dua model pembelajaran, PTM terbatas dan daring. “Daring lebih diutamakan sarana penyampaian materi. Kegiatan PTMT lebih ditekankan untuk pembentukan karakter dan pemecahan masalah pembelajaran,” jelasnya.

Dengan pelaksanaan PTMT ini, sambung dia, diharapkan guru dan peserta didik lebih termotivasi dalam pembelajaran. Sehingga SMAN 1 Sukatani yang saat ini sedang menjalankan sistem SKS dalam pembelajarannya mampu mencapai tujuan. “Saya berharap, PTM terbatas ini berjalan dengan lancar tanpa harus ada terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan. Bukan hanya siswa, tapi juga ada keluarga di rumah yang harus dilindungi kesehatannya,” pungkas Asep Sundu. (gan)

Related Articles

Back to top button