Uncategorized

Soroti Alih Fungsi Lahan

PERINGATI HARI TANI: Pemuda Tamelang, Kecamatan Purwasari usai melaksanakan kegiatan Hari Tani.

Pemuda Tamelang Peringat Hari Tani

PURWASARI, RAKA- Alih fungsi lahan pertanian saat ini dinilai sudah memprihatinkan. Banyak lahan pesawahan sudah beralih fungsi menjadi perumahan, termasuk di wilayah Kecamatan Purwasari. Persoalan pertanian saat ini masih menjadi menjadi persoalan, dua diantaranya masalah kepemilikan tanah dan juga alih fungsi lahan. Karawang yang merupakan daerah agraris, kini menjadi sudah bergeser menjadi daerah industri. “Persoalan alih fungsi lahan sebetulnya itu hanya persoalan luar saja dari persoalan pertanian, lebih dari itu yang lebih mendasar adalah persoalan kepemilikan lahan. Saat ini, banyak petani yang belum mendapatkan hak-haknya,” kata Odang dari Serikat Petani Karawang (Sepetak), saat mengisi diskusi peringatan Hari Tani Nasional di area pasar PT Dean Shoes, Sabtu (25/9) malam.

Menurutnya, maraknya perumahan di Karawang ini, merupakan konsekuensi dari industrialisasi. “Pertanian di Karawang harus tetap diperhatikan agar lumbung padi tidak hilang,” pintanya. Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan Djamil Redza Nasrullah mengatakan, petingatan Hari Tani Nasional diadakan pemuda Tamelang yang tergabung dalam GAT, TRC bersama pelaku UMKM dan IMM Kaubpaten Karawang. Tidak hanya diisi dengan diskusi, panitia pun membuka lapak baca dan nonton bareng film dokumentar soal alih fungsi lahan di Pantura. “Narasumber dari Sepetak dan KNPI, pemerintah Desa Tamelang pun ikut hadir,” katanya.

Djamil mengaku senang kegiatan ini terselenggara dengan lancar. Mengingat pentingnya peran pemuda bagi kemajuan indonesia tentu harus dimulai dari literasi ,sejarah dan kesadaran. “Apalagi film ini mengupas roll model Jawa kedepan dengan insdutrialisasi yang masif sangat disayangkan efek tersebut juga sangat besar, seperti hilangnya lahan pertanian, banjir dan ancaman perubahan iklim kedepan,” terangnya.

Kegiatan ini, lanjutnya, tidak hanya sekedar seremonial saja. Masukan-masukan dalam diskusi yang sudah berlangsung bisa direalisasikan dalam bentuk kegiatan kongkrit. “Seperti menanam pohon, minimal satu orang satu pohon dalam satu tahun,” pungkasnya. (asy)

Related Articles

Back to top button