Perlu Ada Sanksi Tegas dari Sekolah
Ketua GMNI Karawang Arief Kurniawan
KARAWANG, RAKA – Ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Karawang Fany Fathullah Mukhtar mengaku sangat miris melihat kejadian aksi tawuran pelajar yang terjadi di Karawang. Perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pelajar tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai moral sebagai seorang pelajar. Hal tersebut tentu sangat melanggar aturan hak asasi manusia.
“Keadaan pandemi merubah sistem sekolah menjadi sistem daring, yang berpotensi siswa atau pelajar bisa melakukan apa saja tanpa sepengetahuan guru. Maka dari itu, butuh perhatian khusus untuk dunia pendidikan agar terciptanya siswa-siswi yang berakhlak, dan juga bermanfaat bagi bangsa dan negara,” katanya.
Dikatakan Fanny, dinas pendidikan baik di tingkat provinsi atau kabupaten harus serius menanggapi masalah tawuran ini. Selain memberikan sanksi terhadap sekolah, dinas terkait juga harus memberikan penyuluhan dan pembinaan di setiap sekolah terkait dampak negatif tawuran dan kenakalan remaja.
“Serta lebih banyak lagi membuat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelajar, agar pelajar tersebut tidak melakukan hal-hal aneh dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.
Aktivis lainnya, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Karawang Arief Kurniawan mengatakan, untuk mengatasi dan meminimalisir tindakan tawuran di lingkungan pelajar, sangat perlu kerjasama dari berbagai elemen termasuk unsur kepemudaan di Karawang.
“Pihak kepolisian, dinas pendidikan dan semua pihak harus terlibat untuk meminimalisir tawuran ini,” katanya.
Dikatakan Arief, banyak faktor yang menyebabkan tawuran terjadi. Salah satunya jika bagi siswa baru biasanya terjadi karena diajak senior di sekolahnya dengan paksa. Faktor kedua karena adanya dendam lama antar sekolah, sehingga diawali dari saling ejek kemudian terjadi tawuran, yang akibatnya mencelakai pelajar itu sendiri.
“Menurut saya peran BK di sekolah sangat harus dimaksimalkan. Masukan juga untuk Polres Karawang untuk lebih gencar lagi sosialisasi Karawang tangguh,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, pihak sekolah harus berani memberikan sanksi tegas terhadap siswa yang terlibat tawuran.
“Kalau sudah ada unsur kriminal biarkan pihak berwenang melakukan penyelidikan,” ucapnya.
Dia juga menambahkan, harus ada sanksi yang diberikan oleh dinas terkait kepada sekolah yang siswanya terlibat tawuran. Karena dengan adanya sanksi bagi sekolah, para pihak sekolah akan lebih serius lagi melakukan pengawasan dan mengontrol para siswanya dengan lebih ekstra.
“Karena biasanya yang ditakutkan oleh seseorang itu sanksi. Kalau ada sanksi pihak sekolah pasti lebih memantau lagi bahkan tidak hanya di sekolah saja,” pungkasnya. (nce)