Lima Zona Rawan Bencana
Puncak Musim Hujan Diprediksi Januari 2022
KARAWANG, RAKA – Kabupaten Karawang yang dilintasi tiga sungai besar, wilayah perbukitan, dan berbatasan dengan laut Jawa di wilayah utara, rawan tertimpa bencana alam. Diantaranya banjir rutin setiap musim hujan, absari yang masih terjadi hingga longsor dan kekeringan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Supriatna menyampaikan ada lima zona rawan bencana berdasarkan wilayah daerah aliran sungai. Zona 1 yakni mulai dari siphon Cibeet di Kecamatan Telukjambe Barat sampai jembatan Bojong, Kecamatan Karawang Barat. Sepanjang daerah aliran sungai tersebut didapati daerah rawan longsor di Kampung Mujiah, Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat dan banyaknya jalan putus di desa tersebut akibat erosi sungai. Potensi bencana pada zona 1 ini adalah banjir dan longsor. “Kemudian jarak sungai dengan pemukiman penduduk itu tidak ada batas,” terangnya kepada Radar Karawang.
Rawan bencana zona 2, yaitu sepanjang Sungai Citarum sampai ke hilirnya di Kecamatan Pakisjaya. Pada zona ini, sempat ditemukan banyak tanggul jebol. Bahkan saat itu ditemukan sejumlah pabrik batu bata di tanggul sungai yang tentunya berpotensi menimbulkan bencana. “Zona 3 ini potensi tanggul jebol dan banjir,” ucapnya.
Ia melanjutkan, rawan bencana zona 3 adalah sepanjang Kalen Cilamaya mulai dari Bendungan Barugbug dan bermuara di Laut Jawa. Potensi bencana di zona ini adalah tanggul jebol dan banjir, bahkan diperparah oleh ketidakdisiplinan warga yang kerap menggali tanah tanggul. Adapun rawan bencana zona 4 dimulai dari Bendungan Barugbug sampai ke Laut Jawa namun melalui jalur Kalen Bawah.
Pada zona 4 memiliki potensi bencana banjir dan longsor. Terakhir, kata Supriatna, yakni rawan bencana zona 5 sepanjang garis pantai utara Kabupaten Karawang. Daerah ini berpotensi terjadi abrasi pantai, namun di sejumlah titik lainnya terjadi akresi pantai. “Contoh pantai Samudera Baru, lima tahun yang lalu belum ada, sama dengan Cibeet, (wilayah) Karawang habis, Bekasi nambah, kalau Bekasi habis Karawang nambah,” paparnya.
Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudi mengatakan, puncak hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober. Namun berdasarkan informasi dari BMKG, puncak hujan deras yang akan mengguyur kota pangkal perjuangan diperkirakan terjadi pada bulan Januri atau Februari. “Oktober infonya tidak terjadi hujan,” katanya.
Meski demikian, kata dia, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang wilayahnya menjadi langganan banjir sebagai salah satu langkah antisipasi apabila terjadi banjir. “Kita terus lakukan sosialisasi sebagai antisipasi,” ujarnya. Selain banjir, bencana yang sering terjadi di Karawang yaitu puting beliung dan juga longsor. “Tapi alhamdulillah tidak terjadi tahun ini,” ucapnya. (nce)