Trauma Jarum Suntik, Pelajar Histeris saat Divaksin
TELAGASARI, RAKA- Seorang pelajar SMP Islam Terpadu Al Miftah Kecamatan Telagasari menolak untuk divaksin Covid-19 hanya karena trauma dengan jarum suntik bahkan saking takutnya pada jarum suntik. Pelajar tersebut berteriak histeris hingga merontah-rontah seperti orang kesurupan saat berusaha dibujuk oleh guru dan beberapa petugas.
Muhammad Aldi (12), yang didampingi seorang guru dan beberapa tenaga kesehatan kelihatan menangis lantaran dirinya menolak untuk divaksin Covid-19 akibat trauma dengan jarum suntik. “Tidak mau pengen pulang,” tangis pria berpeci merah ini, Rabu (6/10).
Aldi berteriak histeris hingga merontah-rontah seperti orang kesurupan dan nyaris memukul salah seorang petugas medis yang berusaha membujuknya agar mau divaksin. “Saya hampir kena pukul sama Aldi karena selalu membujuknya, ” kata Iik, tim dokter Polres Karawang.
Sementara itu Iik mengaku sering sekali menemui anak- anak sekolah yang wajib divaksin menangis dan ketakutan ketika mau divaksin. “Biasanya kalau udah kita bujuk mereka pasti mau,” tambah Iik.
Ia menuturkan, bahwa seseorang menangis atau takut untuk divaksin karena takut jarum suntik dan trauma karena pernah merasakan sakitnya. “Biasanya orang kalau di suntik itu takut dengan darah, padahal di vaksin tidak mengeluarkan darah,” tutur Iik.
Sementara Kepala sekolah SMPIT Al Miftah Encep Hidayatullah menceritakan, bahwa memang anak didiknya yang bernama Aldi ini sering ketakutan ketika melihat jarum suntik. “Setiap ada suntik ataupun kegiatan yang berhubungan dengan medis dia selalu takut,” pungkasnya. (cr8/asy)