Drs.Muhammad Azizi
Kepastian Keberangkatan Tunggu Surat Kemenag RI
KARAWANG, RAKA- Setelah Pemerintah Arab Saudi membuka kembali pintu bagi jamaah umroh asal Indonesia, disambut antuasias masyarakat. Hanya saja, biaya umroh di masa pandemi ini meningkat tajam, yang biasanya Rp26 juta, kini bisa mencapai Rp50 juta. Heri (49), salah seorang warga Kecamatan Tirtamulya mengatakan, tahun ini rencananya dia ingin memberangkatkan orang tuanya umroh. Setelah mendengar Pemerintah Arab Saudi sudah mengizinkan jamaah asal Indonesia masuk ke Arab Saudi, dia langsung mencari informasi ke sejumlah travel umroh yang ada di Karawang. “Saya bersyukur umroh sudah dibuka lagi. Ada rencana ingin memberangkatkan orang tua,” katanya, Rabu (13/10).
Setelah bertanya soal biaya, Heri mengaku sedikit kaget. Pasalnya, biaya yang diberi oleh pihak travel tidak sesuai dengan perkiraannya. AWalnya, dia memperkirakan dengan uang Rp28 juta sudah cukup berangkat ke tanah suci, ternyata belum. “Katanya sekarang bisa Rp50 juta. Soalnya harus ada tes PCR, karantina dan lainnya, karena menyesuaikan dengan kondisi saat ini yang masih pandemi,” paparnya.
Ferdiansyah, pegawai salah satu travel umroh membenarkan biaya umroh di masa pandemi ini mengalami kenaikan. Biaya tersebut bukan untuk biaya perjalan tapi untuk memenuhi kebutuhan protokol kesehatan selama umroh. “Di kami biaya umroh ada paket Rp26 juta sampai dengan Rp31 juta. Itu di luar biaya karantina, PCR dan lainnya. Karena sekarang di masa pandemi jadi harus PCR dan karantina,” singkatnya.
Sementara itu, meski Pemerintah Arab Saudi sudah mengizinkan jamaah Indonesia umroh, waktu keberangkatan belum bisa dipastikan. Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang belum menerima surat resmi terkait kepastian keberangkatan umroh dari Kemenag RI. “Ini kan baru kemarin ya pengumuman. Belum ada informasi yang pasti. Kita tinggal nunggu arahan,” kata Kepala Seksi Penyelenggara umroh dan Haji Kemenag Karawang Drs.Muhammad Azizi, kepada Radar Karawang.
Pria berpeci hitam ini menambahkan, dirinya pun sempat menanyakan ke beberapa travel umroh terkait pemberangkatan umroh. “PPIU atau travel umroh saja belum berani memastikan kuota umroh berapa, karena memang belum jelas kepastiannya,” tambahnya.
Aziz pun menerangkan bahwa informasi yang dirinya dapatkan baru bulan ini Menteri Agama akan berangkat ke Arab Saudi untuk memastikan keberlangsungan ibadah umroh dan haji untuk warga Indonesia. “Untuk kepastian bisa diberangkatkan atau berapa jumlah kuota umroh dan haji 2022, kita tunggu kepulangan pak Menteri Agama,” jelasnya.
Ia pun menuturkan bahwa untuk masalah ada tidaknya kenaikan biaya umroh dan haji belum bisa memastikan, karena belum ada regulasi atau teknis yang jelas. “Tergantung teknisnya nanti kalau harus ada isolasi, kemungkinan besar biaya umroh dan haji bisa naik,” pungkasnya. (cr8/asy)