Purwakarta

Pandemi Sempat Gulung Tikar, Kini Bangkit Lagi

BANGKIT LAGI: Arifin (47), warga Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, membuat kerajinan miniatur kapal pinisi dari kayu jati. Pandemi Covid-19 sempat membuatnya gulung tikar. Namun usahanya bisa bangkit kembali setelah melakukan inovasi dalam memasaran buah tangannya.

PURWAKARTA, RAKA – Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat kreatif. Terutama dalam meningkatkan ekonomi. Memutar otak dan membuat terobosan. Arifin (47), warga Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, sempat gulung tikar saat pandemi Covid-19 mulai melanda. Namun perajin miniatur kapal pinisi tersebut berhasil bangkit karena kreativitasnya.
Dengan berbahankan utama kayu jati, pria berusia 47 tahun itu berhasil menyulapnya menjadi kapal dengan berbagai ukuran. Mulai ukuran 18 cm, 27 cm, hingga 1 meter. Tergantung pesanan pembeli. Bahkan hasil buah tanganya bisa tembus hingga mancanegara. “Banyak yang memesan bukan hanya luar kabupaten, tetapi hingga luar negeri,” ujar Arifin.

Dalam mengerjakan kapal dengan ukuran 1×30 cm bisanya memerlukan waktu sekitar dua pekan. Sementara untuk ukuran 18 cm Arifin bisa menghasilkan 5 unit dalam satu pekan. “Biasanya ukuran besar yang banyak peminatnya,” imbuhnya.
Meski begitu dia mengakui kendala yang sering kali dihadapi saat membuat miniatur kapal pinisi terletak pada pembuatan pola dan membentuknya. “Yang mudah itu ketika pola sudah ketemu dan ukuran ketemu. Dan lagi paling enak jika pemesan memberikan gambar keinginannya,” ucapnya.

Sementara, soal harga bervariasi. Tergantung kerumitan, model hingga ukuran. Tak hanya membuat miniatur kapal pinisi, Arifin yang diketahui sudah menggeluti keahliannya selama belasan tahun itu juga mengaku membuat kerajinan kayu lainnya seperti lampion, pigura, hingga rak meja yang semuanya dibuat dari kayu jati.
“Untuk miniatur kapal pinisi, ukuran besar ini harganya Rp5 juta. Kalau yang ukuran 27 cm itu Rp350 ribu dan 18 cm Rp250 ribu,” terangnya.

Diakuinya, pandemi sangat berpengaruh pada penghasilannya. Dirinya sempat mengalami gulung tikar. Namun dengan tekad yang kuat ditambah mengasah kreatifitas, ia berhasil bangkit dan mampu membawa nama harum Purwakarta. Dalam mempromosikan karyanya, dirinya memanfaatkan dunia digital atau media sosial. Selama menjalani profesinya tersebut, Arifin juga pernah menyabet sejumlah penghargaan. “Seperti juara satu dari Dekranasda Jabar kategori wood. Lalu, ada pula penghargaan dari Unisko terkait pameran di JCC juara 3 tingkat nasional,” ungkapnya. Meski begitu, dirinya pun mengaku khawatir profesinya sebagai perajinan tak ada yang menggantikan. “Saya khawatir sekarang itu gak ada penerus saya. Anak-anak saya semua perempuan dan gak ada yang menekuni bidang ini,” pungkasnya. (gan/ath)

Related Articles

Back to top button